Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, NTT - Presiden Joko Widodo menyampaikan lagi permintaan maaf kepada masyarakat. Kali ini, Jokowi pamitan kepada warga di Nusa Tenggara Timur. "Bapak, ibu, seluruh warga yang saya hormati, saya adalah manusia biasa yang penuh dengan kesalahan, yang penuh dengan kekurangan, yang penuh dengan kekhilafan," kata Jokowi menggunakan megafon di Pasar Kefamenanu, Timor Tengah Utara, NTT, pada Rabu, 2 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jokowi, pada kesempatan ini, memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan selama menjabat sebagai Presiden. "Atas segala kebijakan yang mungkin kurang berkenan di hati bapak ibu sekalian," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini bukan pertama kalinya Presiden Jokowi meminta maaf kepada masyarakat. Menjelang purnatugas pada 20 Oktober ini, Jokowi juga telah menyampaikan permintaan maaf dalam sambutan pada acara zikir kebangsaan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis malam, 1 Agustus 2024, serta dalam sidang tahunan MPR pada 16 Agustus 2024.
Jokowi juga menyampaikan pesan serupa dalam sejumlah kunjungan kerja. Seperti di Pasar Soponyono Surabaya, Jawa Timur, pada Jumat 9 September 2024, dan Pasar Mawar Pontianak, Kalimantan Barat, pada Selasa 24 September 2024.
Dalam kesempatan berbeda di Ibu Kota Nusantara atau IKN, Jokowi juga pamit kepada pejabat TNI Polri pada Kamis, 12 September 2024. Satu hari kemudian, Presiden menyampaikan permintaan maaf dan apresiasi kepada menteri dalam Sidang Kabinet di Istana Garuda IKN.
Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, sempat mempertanyakan permintaan maaf yang disampaikan oleh Presiden Jokowi dalam sidang tahunan MPR. Usman menilai bahwa Jokowi tidak memberikan penjelasan mengenai tindakan dan kesalahan yang mendasari permintaan maaf tersebut.
“Itu pidato yang kosong, karena tidak ada pengakuan atas kegagalan dari apa yang pernah ia janjikan,” ujar Usman, dalam diskusi publik di kantor Amnesty International Indonesia, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2024. Usman menyebut seharusnya permintaan maaf itu diucapkan karena Jokowi telah melakukan berbagai kegagalan selama sepuluh tahun menjadi presiden.