Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mengeluarkan 20 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter ke arah barat daya berdasarkan pengamatan pada Jumat mulai pukul 00.00 hingga 06.00 WIB.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida menuturkan selain guguran lava pijar, Merapi mengalami 43 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-30 milimeter (mm) selama 11-137 detik. Lalu dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 5-15 milimeter (mm) selama 12-18 detik.
Asap kawah Merapi terlihat berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dengan tinggi 200 meter di atas puncak. Sedangkan cuaca di gunung nampak cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah tenggara dengan suhu udara 13-20 derajat celsius, kelembaban udara 70-89 persen, dan tekanan udara 757-916 mmHg.
Sementara untuk periode pengamatan pada Kamis, 18 Maret 2021, Gunung Merapi meluncurkan 25 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter ke arah barat daya. Sejauh ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Status Siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih. Adapun jika terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Baca juga: Gunung Merapi Kemarin: 21 Kali Lava Pijar, Sekali Awan Panas, Aliran Lahar
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini