Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Universitas Pendidikan Indonesia atau UPI ingin menambah jumlah mahasiswa asing untuk memenuhi kriteria universitas dunia. Upaya itu, menurut Rektor UPI M. Solehuddin, harus ditingkatkan lagi karena belum memenuhi harapan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi kalau misalnya kita berharap ada satu persen (mahasiswa asing) dari seluruh mahasiswa UPI yang sekian puluh ribu itu, masih kurang,” kata Soleh lewat keterangannya, Rabu, 11 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada wisuda 2023, UPI telah meluluskan 18 orang mahasiswa internasional pada jenjang S1, S2 dan S3. Mereka berasal dari Italia, Cina, Ghana, Korea Selatan, Uzbekistan, dan Thailand. Beberapa program studi pilihan mahasiswa dari luar negeri itu, seperti Bahasa dan Sastra Inggris, Administrasi Pendidikan, Pendidikan Bahasa Indonesia bagi penutur asing, linguistik, Manajemen, Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Pendidikan Ekonomi dan Sejarah. Mereka kebanyakan menempuh studi pascasarjana, yaitu S2 dan S3.
Sementara itu, Wakil Rektor UPI Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Didi Sukyadi mengatakan jumlah lulusan mahasiswa asing di UPI masih jauh dari target.
Untuk kepentingan World Class University dan QS World University Rankings juga pemeringkatan akreditasi, diperlukan lebih banyak lagi mahasiswa dari luar negeri. ”Ini menjadi pekerjaan rumah kita untuk terus menambah jumlah mahasiswa asing di tahun-tahun berikutnya,” kata Didi.
UPI, menurut Didi, telah membuat nota kesepahaman dengan sebuah perusahaan di Cina yang akan mengirimkan sekitar 200-an orang sebagai mahasiswa di kampus Bumi Siliwangi itu. Pun dengan Uzbekistan yang akan mengirim lebih banyak lagi.
“Hanya saja persoalannya mungkin kita harus lebih siap dalam kaitannya dengan penyediaan asrama, layanan administrasi, juga penyedia layanan pembelajaran di kelas,” ujar Didi.
Didi mengakui jumlah mahasiswa asing di UPI masih kalah dengan kampus lain di Indonesia. Selain itu, UPI mendapatkan tawaran untuk ikut pameran pendidikan di Timor Leste, kerjasama dengan Papua Nugini, serta Thailand.
Tantangan yang lebih besar, menurut Didi, adalah menjalin kerja sama dengan negara-negara pecahan Uni Soviet seperti Uzbekistan, Azerbaijan, Tajikiztan, Turkmenistan dan lainnya. Untuk memenuhi kriteria universitas dunia, kata Didi, UPI perlu menyediakan beasiswa dan memperbanyak kerjasama dengan negara lain untuk menambah jumlah mahasiswa asing.