Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kemendikbud Gelar ASEAN Panji Festival, Peringati 6 Tahun Cerita Panji Jadi Warisan Dunia Unesco

Acara ini dalam rangka peringatan enam tahun ditetapkannya naskah Cerita Panji sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

14 Oktober 2023 | 14.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI berkolaborasi dengan sembilan negara termasuk Indonesia menggelar kegiatan berskala internasional bertajuk ASEAN Panji Festival 2023. Acara ini dalam rangka peringatan enam tahun ditetapkannya naskah Cerita Panji sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Festival berlangsung di beberapa kota yaitu Yogyakarta, Kediri, Surabaya, Malang, dan Surakarta pada 7 hingga 28 Oktober 2023. Perhelatan ini akan menghadirkan perwakilan dari negara anggota ASEAN, yaitu Kamboja, Malaysia, Myanmar, Thailand, Filipina, Laos, Vietnam, serta Singapura.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ini adalah pertunjukan pembukaan hasil kolaborasi dari beberapa negara yang cukup lama, selama dua minggu berproses secara bersama-sama dan kemudian membuat karya ini," kata Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid di sela pertunjukan di Yogyakarta, Jumat malam, 13 Oktober 2023.

Kota Yogyakarta atau tepatnya di Gedung Laboratorium Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menjadi lokasi pertama pertunjukan kolaborasi sembilan negara itu. Selanjutnya, dijadwalkan pada 16 Oktober di Kediri, 21 Oktober di Malang, 22 Oktober di Surabaya, dan 25 Oktober di Solo.

Hilmar mengatakan latar belakang dari festival ini cukup panjang. Setelah berdiskusi panjang selama beberapa tahun dengan pemerintah termasuk anggota negara ASEAN, acara ini akhirnya bisa digelar guna mengembangkan ciri khas cerita Panji yang berasal dari Indonesia.

"Walaupun berasal dari Indonesia, tapi cerita Panji tersebar di beberapa negara di Asia Tenggara Thailand, Myanmar, Malaysia dalam berbagai bentuk. Dan ini adalah kesempatan kami untuk mempertemukan berbagai bentuk ekspresi dari panji ini di berbagai negara dalam format festival," katanya.

Ia mengatakan, format Festival Panji yang dalam skala internasional ini masih bersifat klasik, namun dengan memberikan imbuhan yang lebih modern dan kontemporer lantarannya ceritanya berkembang dari waktu ke waktu.

"Usia dari Panji ini sangat tua, dan tentu mungkin bentuk-bentuk awalnya yang sekarang tidak bisa dilacak lagi, rekamannya juga berbeda dengan yang kita lihat sekarang. Sehingga ada kemungkinan di masa akan datang ada pengembangan baru menggunakan elemen-elemen baru," katanya.

Meski demikian, kata dia, hal lain yang harus dianggap penting dari festival ini adalah menebarnya sejarah dan cerita kekayaan budaya Panji dalam berbagai bentuk karya.

"Misalnya komik, film, dan kemudian sastra modern itu juga sangat dimungkinkan untuk mengangkat Panji," katanya.

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek Irini Dewi Wanti menyatakan, bahwa cerita Panji adalah sebuah pusaka budaya nusantara yang sudah diakui sebagai Memory of the World (MoW) oleh UNESCO pada 31 Oktober 2017.

Cerita Panji adalah produk kebudayaan yang berasal dari Jawa Timur yang secara garis besar menceritakan kisah cinta antara Raden Panji Asmarabangun atau Panji Inukertapati dari Kerajaan Jenggala dan Dewi Sekartaji atau Dewi Candrakirana dari Kerajaan Panjalu atau Kadiri.

Kisahnya dipahat dalam relief di belasan candi di Jawa Timur, dikisahkan dalam banyak dongeng, dituliskan dalam naskah-naskah kuno, disajikan dalam berbagai seni pertunjukan, dipacak sebagai karya rupa wayang, dilukiskan menjadi motif batik sebagai presentasi etis dan estetis sekaligus.

Kini, kisah Panji menyebar ke berbagai wilayah hingga semenanjung Melayu bahkan lebih populer di Malaysia, Kamboja dan Thailand. Dengannya, Panji sesungguhnya telah menjadi milik bersama bangsa-bangsa Asia Tenggara.

Devy Ernis

Devy Ernis

Bergabung dengan Tempo sejak April 2014, kini staf redaksi di Desk Nasional majalah Tempo. Memimpin proyek edisi khusus perempuan berjudul "Momen Eureka! Perempuan Penemu" yang meraih penghargaan Piala Presiden 2019 dan bagian dari tim penulis artikel "Hanya Api Semata Api" yang memenangi Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Alumni Sastra Indonesia Universitas Padjajaran.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus