Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kementerian Kebudayaan Rilis Piringan Hitam Kompilasi 8 Versi Lagu Indonesia Raya

Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) meluncurkan vinyl atau piringan hitam berisi kompilasi delapan versi lagu "Indonesia Raya".

10 Maret 2025 | 03.19 WIB

Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat ditemui usai acara diskusi "Melihat Kembali Nilai-Nilai Penting Situs Cagar Budaya Nasional Gunung Padang: Suatu Upaya Pelestarian Cagar Budaya Berkelanjutan" di Graha Utama, Gedung Ki Hajar Dewantara, Kemendikdasmen, 11 Februari 2025. TEMPO/Rizki Yusrial
Perbesar
Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat ditemui usai acara diskusi "Melihat Kembali Nilai-Nilai Penting Situs Cagar Budaya Nasional Gunung Padang: Suatu Upaya Pelestarian Cagar Budaya Berkelanjutan" di Graha Utama, Gedung Ki Hajar Dewantara, Kemendikdasmen, 11 Februari 2025. TEMPO/Rizki Yusrial

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -- Kementerian Kebudayaan meluncurkan vinyl atau piringan hitam berisi kompilasi delapan versi lagu “Indonesia Raya”. Peluncuran itu dilakukan bertepatan dengan Hari Musik Nasional pada 9 Maret 2025 dan dilangsungkan setelah agenda dialog bertema 'Memaknai Hari Musik Nasional 2025 dengan Semangat Lagu Kebangsaan Indonesia Raya'. Acara akan digelar di Gedung Insan Berprestasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta Pusat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan, lagu kebangsaan “Indonesia Raya” ciptaan Wage Rudolf Supratman atau WR Supratman bukan sekadar lagu, melainkan simbol perjuangan, persatuan, dan tekad dalam menjaga keutuhan serta kejayaan bangsa. “Melalui lagu ini kita juga diingatkan untuk terus berkarya berkontribusi menjaga budaya musik Indonesia sebagai warisan berharga yang harus dilestarikan,” ujar Fadli pada Ahad, 9 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dia menyebutkan, dari delapan versi yang terhimpun dalam piringan hitam tersebut, di antaranya ada versi instrumental yang pertama kali diperdengarkan pada Kongres Pemuda II pada 1928 yang kemudian direkam oleh Yo Kim Tjan. Kemudian, versi yang beredar di zaman masa Jepang, menurut Fadli, memiliki tempo sedikit lebih cepat.

Setelah itu, versi yang telah diaransemen ulang oleh Jos Cleber pada 1951, serta beberapa versi lainnya dari era 1970-an, 1980-an, dan 1990-an. “Jadi kita sama-sama tahu bahwa lagu 'Indonesia Raya' ini mengalami transformasi juga, sebuah perjalanan atau journey. Sebuah transformasi terutama dari waktu ke waktu hingga kita mendapatkan versi yang sekarang ini,” tutur dia.

Menteri Fadli menegaskan, Kementerian Kebudayaan terus berkomitmen mendukung ekosistem musik melalui perlindungan hak kekayaan intelektual, kolaborasi lintas sektor, dan inovasi berbasis budaya. “Musik, sebagaimana kebudayaan, harus mampu menjadi kekuatan pemersatu bangsa serta menjadi instrumen diplomasi budaya Indonesia di panggung dunia,” ujar Fadli. 

Politikus partai Gerindra itu mengatakan, produksi piringan hitam tersebut akan dilakukan secara terbatas, yakni sekitar seribu keping. Namun, Fadli Zon meyakinkan bahwa versi digital dari lagu tersebut akan dapat diakses secara luas nantinya. “Akan kami sebar luaskan, mungkin ke sekolah-sekolah, di website juga, dan sebagainya,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, perwakilan keluarga WR Supratman yang diwakili oleh cucu dari adik kandungnya, Budi Harry, mengapresiasi Kementerian Kebudayaan dalam melestarikan lagu “Indonesia Raya”. “Kami, keluarga besar WR Supratman, mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kebudayaan atas peluncuran album vinyl ini. Ini sangat penting,” ucap Budi. “Pelestarian lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’ sangatlah krusial agar tidak dilupakan oleh generasi-generasi mendatang.” 

Fadli juga mengatakan hingga saat ini beberapa musik Indonesia telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia, seperti Angklung (2010), Gamelan (2021), Tari Saman (2011, termasuk musik pengiringnya), dan yang terbaru Kolintang (2024). "Karenanya perlu usaha-usaha meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap musik Indonesia. Kekayaan musik Indonesia sangat luas dan beragam, mencerminkan keragaman budaya dan etnis di seluruh Nusantara," ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus