Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU merespons mengenai tagar Indonesia Gelap yang telah ramai diperbincangkan masyarakat di media sosial. Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mempertanyakan maksud Indonesia Gelap itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yahya mengatakan pemerintahan Prabowo Subianto baru berjalan beberapa bulan. Menurut dia, tagar itu tidak cocok untuk memberikan penilaian terhadap pemerintahan saat ini. "Indonesia gelap, itu gelap dari mana? orang ini pemerintahahan baru, ini juga baru berapa bulan. Belum ada yang menurut saya bisa diandalkan untuk membuat penilaian," ujarnya saat ditemui di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, pada Rabu, 19 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Yahya, tagar Indonesia Gelap lebih cocok jika semua program Prabowo telah terlaksana sepenuhnya. Dia kembali mempertanyakan dasar penilaian dari Indonesia Gelap ini berasal dari mana. "Agenda-agenda sudah disampaikan. Sebetulnya kami masih harus menunggu sampai agenda-angenda itu bisa terlaksana dengan baik," kata dia.
Yahya pun menilai program Prabowo yang telah berjalan sebagian merupakan suatu harapan demi kebaikan masyarakat Indonesia. "Kalau kami lihat dari apa yang disampaikan selama ini sebetulnya justru ada harapan-harapan di situ, dan seperti saya katakan tadi, semua agenda ditujukan untuk kemaslahatan rakyat," ujarnya.
PBNU, kata Yahya, selalu menghormati berbagai program yang dicanangkan oleh Prabowo. "NU siap untuk menghormati," ujarnya.
Tagar Indonesia Gelap yang viral pada platform X merupakan slogan yang digunakan oleh warganet untuk menyoroti berbagai permasalahan dalam pemerintahan era Presiden Prabowo Subianto-Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
“#IndonesiaGelap bukan karena tak ada cahaya, tapi karena mereka yang berkuasa memilih menutup mata. kita melihat, kita tau, tapi suara kita terus diredam,” tulis akun @dia*****
Tagar tersebut semakin menggema seiring dengan aksi para mahasiswa yang digelar, Senin, 17 Februari 2025. Badan eksekutif mahasiswa dari berbagai kampus mengadakan demonstrasi dengan tajuk Indonesia Gelap, di mana mereka menuntut pertanggungjawaban atas berbagai kebijakan pemerintahan Prabowo yang dinilai tidak berpihak pada rakyat.
Koordinator BEM Seluruh Indonesia Satria Naufal mengatakan bahwa tajuk Indonesia Gelap itu dimaknai sebagai ketakutan warga Indonesia terhadap nasib masa depan bangsa. "Bagi kami, Indonesia Gelap sudah cukup mewakilkan ketakutan, kekhawatiran, serta kesejahteraan warga," kata dia saat dihubungi, Senin.
Menurut Satria, di bawah kepemimpinan Prabowo, masyarakat justru sering kali dibayangi oleh isu dan kebijakan yang tidak mendukung kepentingan rakyat. Oleh karena itu, dia menyatakan bahwa aksi demonstrasi ini seharusnya menjadi pengingat bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan. "Teguran bagi pemerintah untuk terus melihat pada seluruh aspek dalam menjalankan pemerintahan," kata Satria.
Novali Panji Nugroho berkontribusi dalam pembuatan artikel ini.