Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi Yudi Purnomo Harahap menyatakan turut sedih dan berduka mendengar kabar salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air yang jatuh adalah Mulyadi Tamsir, mantan Ketua Umum PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya kenal lama sejak beliau menjadi Sekjen PB HMI dan merupakan aktivis muda yang peduli terhadap isu-isu pemberantasan korupsi," kata Yudi dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 10 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yudi menceritakan, Mulyadi beberapa kali menyambangi kantor KPK untuk mendukung lembaga antirasuah itu, dan berdiskusi tentang pemberantasan korupsi di Indonesia. "Tradisi ini dilanjutkan ketika menjadi ketua Umum PB HMI," katanya.
Yudi mengaku sudah 4 tahun ini tidak bertemu dan berkomunikasi dengan Mulyadi. Ia membaca kiprah Mulyadi dalam dunia pergerakan melalui pemberitaan saja. Mantan Ketua PB HMI itu, kata Yudi, dikenal sebagai sosok yang ramah dan murah senyum.
Ia berharap masih ada keajaiban atas peristiwa yang dialami Mulyadi. Jika tidak, Yudi meyakini hal tersebut merupakan jalan terbaik dari Allah SWT. "Selamat jalan, Mas. Namamu abadi. Indonesia kehilangan salah satu pemuda terbaiknya," ujarnya.
Mulyadi menjadi salah satu penumpang di dalam pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang hilang kontak, pada Sabtu, 9 Januari 2021. Mulyadi merupakan pemimpin HMI periode 2015-2017.
Mulyadi naik pesawat rute Jakarta-Pontianak tersebut bersama istrinya, Makrufatul Yeti Srianingsih. Nama keduanya tertera dalam daftar manifest penumpang yang beredar di kalangan wartawan.