Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kita harus melangkah ke depan

Wawancara tempo dengann wang yaoting, ketua ccpit cina tentang pembukaan kembali hubungan dagang langsung indonesia-cina.

13 Juli 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UNTUK lebih mengetahui pemikiran pihak RRC dalam masalah hubungan dagang langsung dengan Indonesia, Susanto Pudjomartono pekan lalu menemui ketua CCPIT sejak 12 tahun lalu, Wang Yaoting. Wawancara khusus pada Minggu pagi itu dilakukan di kamar Wang, di Hotel Plaza, Singapura. Wang, 69, menjawab pertanyaan dalam bahasa Cina, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh penerjemah. Berikut ini sebagian wawancara itu, yang diselingi dengan minum teh hijau Cina: Apakah Anda berpendapat bahwa penandatanganan MOU ini awal dari sesuatu yang lebih besar, misalnya hubungan yang lebih erat antara dua negara dan bangsa? Kadin dan CCPIT telah menandatangani MOU. Penandatanganan itu telah membangun semacam jembatan baru bagi hubungan dagang langsung antara Cina dan Indonesia. Dulu, hubungan kedua negara baik, dan kita telah bertahun-tahun mempunyai hubungan dagang langsung. Kita juga berhubungan baik dalam berbagai bidang lainnya. Karena beberapa sebab, hubungan dagang langsung itu terhenti untuk suatu masa. Saya percaya, setelah penandatanganan MOU ini hubungan dagang langsung akan berkembang sangat cepat, khususnya setelah adanya pertukaran kunjungan antara delegasi Kadin dan CCPIT. Pelaksanaan perdagangan langsung ini memerlukan usaha bersama kedua pihak. Saat ini saya tidak tahu sampai sejauh mana hubungan dagang langsung ini akan berkembang. Bagaimanapun juga, saya kira, masa depan keria sama antara kedua negara akan cerah. Tampaknya, ada kekhawatiran dari beberapa kalangan, misalnya sebagian pengusaha Jepang, bahwa hubungan dagang langsung RI-RRC ini akan mempengaruhi bisnis mereka. Pendapat Anda? Saya kira, tidak perlu ada kekhawatiran tentang itu. Dulu, hubungan dagang langsung RI-RRC juga tidak mempengaruhi hubungan dagang dengan mereka. Tiap negara 'kan punya struktur ekspor-impornya sendiri. Apakah Anda melihat kemungkinan RI dan RRC suatu waktu nanti bekerja sama dalam menghadapi suatu masalah, misalnya proteksionisme suatu negara maju? Umpamanya di bidang tekstil, untuk bersama menghadapi Amerika Serikat. Saat ini kami belum memikirkan itu. Saya kira, hal itu bisa kita pertimbangkan kelak. Mengenai kuota impor tekstil Amerika Serikat, kami berpendapat bahwa perdagangan bebas itu perlu. Kami akan berunding dengan Amerika Serikat mengenai masalah itu. Tidak semua pihak, juga di Indonesia, setuju dibukanya kembali hubungan dagang langsung RI-RRC ini. Menurut saya, hubungan dagang langsung ini akan bermanfaat buat rakyat, kalangan bisnis, industrialis, dan usahawan di kedua pihak. Saya kira, mereka yang menentang hubungan dagang langsung itu menunjukkan sikap tidak bersahabat. Selama kita semua bekerja dan bekerja sama, kita tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Dan saya kira, mereka yang menentang dagang langsung itu hanya minoritas. Apakah Anda berharap, jika RRC nanti bisa membuka perwakilan dagang di Jakarta, hal itu akan dapat berkembang menjadi embrio dari perwakilan diplomatik? Saya kira, jika kita membuka hubungan dagang langsung, dengan sendirinya itu akan mendorong normalisasi hubungan diplomatik kita. Dari pihak kami, tidak ada masalah buat normalisasi ini. Jika di pihak Indonesia masih ada kesulitan, kami mau menunggu. Saya kira, normalisasi hubungan antara kedua negara kita tinggal soal waktu. Di Singapura, selain mempunyai perwakilan dagang, RRC juga membuka cabang Bank of China serta memiliki agen perkapalan. Apakah hal serupa juga direncanakan di Jakarta? Sulit mengatakannya. Itu bergantung pada sikap kedua pemerintah. Dalam MOU ada pasal yang menyatakan bahwa bank nasional kedua negara akan menunjuk pada bank tertentu untuk membayar transaksi. Mengenai agen perkapalan, kami belum membicarakan soal itu. DI Singapura, kami memang memiliki cabang bank dan agen perkapalan. Ini . masalah yang harus dipertimbangkan sendiri oleh pemerintah Indonesia. Bagaimanapun, kami telah menandatangani MOU. Karena itu, kami akan berusaha sebaik-baiknya demi berlangsungnya hubungan dagang langsung ini. Komoditi apa saja yang akan diperdagangkan langsung kedua negara? Apa yang direncanakan RRC? Sulit buat saya untuk secara khusus menyebut barang-barang yang di pertukarkan di kemudian hari. Sebelum ini sudah banyak jenis barang yang kita perdagangkan. Saya percaya, akan banyak komoditi baru yang bisa kita pertukarkan. Namun, saya kira, yang kita perlukan mula-mula adalah pengertian bersama. Selain pertukaran barang, kita juga bisa menjajaki kemungkinan kerja sama di bidang lain. Misalnya kerja sama dan pertukaran di bidang teknik, penanaman modal, dan usaha patungan. RRC kini sedang melancarkan modernisasi besar-besaran. Kami menyambut baik kerja sama semacam itu. Bagaimana dengan kerja sama di bidang kebudayaan? Seperti saya katakan tadi, kerja sama dan pertukaran itu bisa dilakukan di semua bidang, termasuk olah raga dan kebudayaan. Kerja sama di bidang olah raga kini berjalan baik. Ini adalah pencerminan persahabatan rakyat kami. Kita baru saja melakukan langkah pertama. Kita harus melangkah ke depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus