Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Pertambahan pasien corona di Jawa Timur meningkat pesat dalam beberapa pekan terakhir.
Jawa Timur menempati urutan kedua kasus terbanyak corona di Indonesia, setelah DKI Jakarta.
Gubernur Jawa Timur dan Wali Kota Surabaya bersilang pendapat menangani corona.
BERPALANG besi berkelir kuning-hitam, jalan ke wilayah Rukun Warga 12, Dusun Jati, Kecamatan Waru, Sidoarjo, dijaga dua pria bermasker pada Rabu siang, 3 Juni lalu. Seorang di antaranya menyetop pengemudi ojek online yang hendak melintas untuk mengantar makanan. Melarang pengemudi tersebut melintas, laki-laki itu meminta paket makanan dititipkan di posko.
Ketua RW 12 Dusun Jati, Mujiono, mengatakan penjagaan diperketat karena wilayahnya menjadi zona merah kasus positif Coronavirus Disease 2019. “Penduduk yang boleh ke luar kampung hanya yang berstatus nonreaktif dari hasil rapid test,” ujar Mujiono kepada Tempo.
Wabah corona di RW 12, Dusun Jati, ditengarai menyebar dari acara tahlilan di sebuah rumah warga pada 25 Maret lalu. Saat itu, Sidoarjo belum menerapkan pembatasan sosial berskala besar sehingga acara tersebut dihadiri tetamu dari luar daerah. Beberapa hari kemudian, sejumlah peserta tahlil mengalami batuk dan sesak napas. Mengetahui gejalanya mirip Covid-19, pengurus RW menggelar tes cepat massal dengan hasil puluhan orang positif. Menurut Mujiono, setelah dilakukan tes swab, 21 orang terkonfirmasi positif corona.
Tak ingin virus menyebar lagi, Mujiono dan warga RW 12 memasang kamera closed-circuit television di sudut-sudut gang. Lewat layar monitor yang terpasang di posko, aktivitas penduduk terpantau melalui kamera CCTV itu. Manakala ada orang berkerumun dan tak mengenakan masker, petugas di pos langsung memberikan peringatan lewat pengeras suara.
Hingga Jumat, 5 Juni lalu, Kabupaten Sidoarjo mencatat ada 712 orang positif corona atau tertinggi kedua di Jawa Timur. Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan kasus corona di daerahnya masih tinggi karena tingkat kepatuhan terhadap aturan pembatasan sosial masih rendah. Menurut dia, letak Sidoarjo yang berbatasan langsung dengan Kota Surabaya, daerah dengan kasus tertinggi di Jawa Timur, juga menjadi salah satu faktor melonjaknya angka penularan. “Sebagian penduduk masih keluar-masuk Surabaya untuk bekerja,” ujar Syaf.
Berdasarkan data Google Covid-19 Mobility Report sejak 17 April sampai 29 Mei 2020, aktivitas masyarakat Jawa Timur di luar rumah baru turun 35 persen. Adapun data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada Jumat, 5 Juni lalu, menunjukkan Jawa Timur menempati urutan kedua kasus positif terbanyak di Indonesia, setelah Jakarta, dengan 5.408 kasus corona dan 437 orang meninggal. Sedangkan Satuan Tugas Covid-19 Jawa Timur mencatat 5.512 kasus dan lebih dari separuhnya atau 2.880 kasus terjadi di Surabaya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo