Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Macam-Macam Bea Siswa Itu: Repot

Beasiswa dlm rangka program pembinaan bakat dan prestasi macet. ada berbagai macam beasiswa di lingkungan departemen p dan k. perlu koordinasi seluruh beasiswa yang ada pada satu komisi. (pdk)

11 Desember 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEASISWA Departemen P & K akhir-akhir ini dapat sorotan tajam. Pemberian dana kepada mahasiswa (dan pelajar) dalam rangka Program Pembinaan Bakat dan Prestasi yang baru berjalan dua tahun ini, macet. Sejumlah uang (besarnya ditentukan berdasarkan tingkat sekolah dan daerah) yang mestinya diterima setiap bulan, tahun lalu baru datang 10 bulan. Kemudian sekaligus. Dan tahun ini pun agaknya akan mengalami nasib sama. "Sangat disayangkan bahwa proses pengeluarannya bertele-tele, sehingga tak mengenai sasarannya. Tidak sesuai dengan tujuan pemberian beasiswa. Kami tidak menginginkan rapel yang banyak hingga kaya mendadak. Tetapi yang kami inginkan adalah kelancaran study yang dapat dibantu dengan kelancaran biaya", tulis Waluyo Hardjono, mahasiswa Universitas Jenderal Sudirman, Purwokerto pada surat pembaca di Kompas. Sebuah surat pembaca lain menilai, sistim rapel beasiswa serupa itu merupakan suatu gejala yang tidak mendidik. Mahasiswa kurang mampu yang seakan-akan menang lotere itu, demikian surat pembaca itu, jelas akan merubah pola konsumsi yang bersangkutan. Sehingga dikhawatirkan uang yang diterimanya akan dipergunakan untuk keperluan yang tidak-tidak. "Bagi bapak-bapak di BP3K persoalan itu sepele, tapi bagi mahasiswa terasa berat sebab menyangkut soal hidup-mati", tambah surat pembaca tanpa nama itu. Dan keluhan-keluhan semacam itu juga datang dari mahasiswa ITB, UI, Universitas Andalas, dan mungkin banyak lagi. Tentu saja tidak semua beasiswa terlambat datang. Beasiswa supersemar untuk mahasiswa kurang mampu tapi memiliki prestasi (tahun ajaran depan diperluas ke murid-murid STM dan SMEA negeri) sebesar Rp 15 ribu per bulan, kabarnya selalu lancar. Beasiswa dari Yayasan Soemantri Brodjonegoro yang khusus dlberikan untuk mahasiswa-mahasiswa pintar tapi tak perlu miskin terutama jurusan eksakta dari ITB, UI dan Gajahmada (besarnya sama dengan Supersemar, tapi masih ditambah Rp 60 ribu per tahun untuk dana buku), hampir belum terdengar ada-kelambatan. Juga beasiswa-beasiswa dari fihak swasta, lancar terus. Lantas kenapa justru dari Departemen P & K tidak lancar? Departemen yang dipimpin Dr. Sjarif Thajeb ini sebenarnya memiliki macam-macam beasiswa. Ada beasiswa untuk mahasiswa mahasiswa dari jurusan langka. Ada beasiswa berupa Ikatan Dinas. Dan beasiswa pembinaan bakat dan prestasi itu tadi. Beasiswa yang terakhir ini diberikan kepada murid SD negeri (kelas V dan Vl) SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi (termasuk swasta). Besarnya beasiswa per bulan yang ditentukan berdasarkan tingkat sekolah dan rayon itu bergerak antara Rp 3,5 ribu (untuk murid SD di kecamatan atau desa) sampai Rp 15 ribu (untuk tingkat sarjana di ibukota negara). Beasiswa itu diberikan untuk setahun ajaran, dan bisa dilanjutkan tahuntahun selanjutnya selama si penerima bisa mempertahankan prestasinya. Tentang keterlambatan yang terjadi selama ini, nampaknya fihak Departemen P & K cukup memiliki alasan. "Banyak kesulitannya", ucap Mugiadi, Sekretaris BP3K-P&K. Misalnya, karena seIeksi dilakukan oleh daerah dan masing-masing pimpinun perguruan tinggi, proses pada tahap ini sering makan waktu sangat panjang. Meskipun batas waktu sudah ditentukan penyetoran daftar nama-nama calon penerimaan beasiswa kebanyakan mulur. Sampai bulan Mei tahun ini tadi baru sekitar 50, saja yang menyetorkan daftar nama. Mundur lagi. Sampai bulan Juli, baru masuk 80b saja. dan ketika daftar nama ini masuk ke Departemen P & K, di sana pun paling sedikit makan waktu satu sampai dua bulan lagi. Sehingga seluruh proses pemberian beasiswa itu rata-rata memerlukan waktu delapan sampai sembilan bulan. Tak heran bila beasiswa tahun lalu, baru diterimakan pada bulan September. Tahun ini, SK nya saja baru diteken bulan Oktober lalu. Dikordinir "Saya sendiri merasa tidak bahagia atas keterlambatan ini", ucap Mugiadi. Karena itu fihaknya kini sedang merencanakan perbaikan agar tahun depan tidak terjadi lagi kelambatan. Misalnya ikut membantu daerah atau perguruan tinggi dalam proses seleksi agar batas waktu bisa dipenuhi. Kemudian cara kedua, dengan mengeluarkan SK-SK pemberian beasiswa itu, tanpa menunggu masuk seluruhnya. Dan akan diusahakan untuk melaksanakan ketetapan batas waktu, dengan masih memberi kesempatan mengajukan sampai sesuatu bulan yang masih akan ditetapkan kemudian. "Selama ini saya perlu melakukan penagihan lima sampai enam kali, mungkin nanti perlu 100 kali", kata Mugiadi lagi agak kesal. Nampaknya, baik daerah dan perguruan tinggi maupun Departemen P & K selama ini masing-masing memiliki andil kesalahan. Beberapa perguruan tinggi, seperti UI kabarnya memang kurang antusias mengurus kepentingan mahasiswamahasiswa yang membutuhkan beasiswa itu. Karena begitu aneka-ragamnya beasiswa yang ditawarkan, "UI sudah jenuh", kata sebuah sumber. Sehingga jatah beasiswa pembinaan bakat dan prestasi yang diberikan, tidak diambil semua. Padahal bukankah masih banyak yang membutuhkan? Butuh atau tidak, tentu saja semakin banyak beasiswa akan menjadi semakin baik. "Dengan beasiswa, saya merasa hidup lagi", ucap Mugiadi menunjuk dirinya sebagai contoh, "kalau tak ada beasiswa, mungkin saya tidak akan jadi begini karena bapak saya waktu itu sudah pensiun". Itulah sebabnya, timbul gagasan dari fihaknya agar beasiswa-beasiswa yang bermacam-macam itu dikordinaslkan dalam satu komisi. "Sehinga bisa menset-up kriteria yang tidak bertontanan satu dengan yang lainnya dan tidak terjadi perbedaan besarnya beasiswa", tambah Mugiadi lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus