Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Program studi S2 Media dan Komunikasi Universitas Airlangga (Unair) telah menginjak usia ke-20 tahun. Berdiri sejak 2003, program magister Media dan Komunikasi Unair ini berada di bawah naungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah mendapatkan akreditasi unggul dari BAN-PT.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua program studi tersebut, Yuyun Wahyu Izzati Surya, menerangkan bahwa magister Media dan Komunikasi (Medkom) Unair merupakan program studi yang pertama kali menggunakan nama media dan komunikasi. Ia berkata, untuk mendapatkan pengakuan atas nama tersebut tidaklah mudah. Namun, berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya nama media dan komunikasi dijadikan sebagai nomenklatur dari ilmu komunikasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perempuan yang akrab disapa Yuyun itu menuturkan, jurusan tersebut memiliki keunggulan pada dua minat keilmuan yaitu media dan komunikasi. "Medkom berupaya untuk mencetak ahli komunikasi dan akademisi yang mampu melihat komunikasi dalam perspektif yang lebih kritis," katanya dilansir dari situs Unair pada Kamis, 30 November 2023.
Tidak hanya itu, pada 2021, Media dan Komunikasi juga telah mendesain ulang kurikulum agar relevan dengan perkembangan zaman dan mampu merespons perkembangan teknologi digital. Dengan perubahan tersebut, saat ini Medkom memiliki dua peminatan yaitu Digital Media Studies dan Digital Corporate Communication.
“Kami sediakan dua peminatan tersebut dengan tidak meninggalkan fakta bahwa semuanya harus berpacu pada pendekatan digital tekonologi. Itulah yang kami tekankan,” katanya.
Kerja Sama Beasiswa dengan Kominfo
Sejak 2013, jurusan tersebut telah menjadi salah satu dari 14 mitra yang bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk program beasiswa. Melalui beasiswa tersebut, masyarakat ASN dan umum dapat memperoleh kesempatan untuk belajar di jurusan tersebut secara gratis.
“Saya sudah bertemu tujuh PTN yang memiliki S2 Komunikasi, tapi hanya kami yang memiliki peminatan Media dan Komunikasi. Terbukti tahun lalu, pelamar beasiswa Kominfo paling banyak memilih Medkom Unair. Kami memiliki spefisikasi yang distinct sehingga berbeda dari S2 Komunikasi lain,” katanya.
Selain beasiswa, Yuyun menuturkan bahwa Medkom juga berupaya untuk menyediakan program double degree internasional. Pada tahun ini, Medkom tengah bekerja sama dengan beberapa universitas di Australia dan Asia Tenggara di antaranya Edith Cowan University, University of The Philippines Diliman, dan Singapore University of Social Science.
“Kami juga sangat gembira karena kami mendapatkan dana hibah DAPT untuk membiayai program double degree ini. Kami melihat bahwa universitas-universitas di ASEAN sangat terbuka. Dengan dana hibah DAPT ini, saya berharap ada 1 atau 2 mahasiswa yang bisa mendapatkan acknowledgement berupa sertifikat pengakuan yang mereka ambil saat double degree,” jelas Yuyun.
Medkom, kata Yuyun, juga memiliki dua jalur tesis yaitu tesis regular dan tesis proyek kreatif. Tersebab itu, mahasiswa dapat mengganti tesis mereka dengan proyek-proyek kreatif seperti film atau inovasi yang berkaitan erat dengan media komunikasi.
“Medkom tidak hanya menjadi arena belajar bagi para akademisi atau ilmuwan. Tapi juga menjadi ruang bagi para profesional untuk meningkatkan kemampuan dan analisis kritis mereka. Oleh karena itu, penerimaan mahasiswa baru per tahunnya tergolong tinggi bisa sampai 40-50 mahasiswa,” kata Yuyun.