Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PUKUL sembilan malam, waktu Singapura. Pusat jajanan di Lucky Plaza, 304 Orchard Road, masih ramai pengunjung. Dua anggota Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum, Denny Indrayana dan Mas Achmad Santosa, sedang mencari makan malam.
Keduanya baru saja membeli topi di pusat belanja yang terletak di antara Tangs Plaza dan Tong Building itu. Kebetulan, Lucky Plaza dekat dengan hotel tempat mereka menginap, JW Marriott Singapore. ”Topi itu untuk menyamarkan penampilan Denny,” kata Mas Achmad Santosa, yang biasa dipanggil Ota.
Keduanya datang ke Singapura atas undangan Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI Komisaris Jenderal Ito Sumardi. Ito sudah di sana sehari sebelumnya, Senin pekan lalu.
Ketika akan memesan makanan, Ota melihat seorang pemuda bercelana tiga perempat dan berkaus santai. ”Saya langsung bilang ke Denny, ’Eh, ada Gayus,’” Ota bercerita. Denny semula tak percaya.
Ternyata pemuda itu memang Gayus. Ketika didekati Denny, Gayus sempat bertanya, apakah keduanya khusus mencari dia. Denny dan Ota tidak langsung menjawab, tapi mengajak Gayus makan. ”Dia seperti orang bingung,” tutur Ota. ”Dan dia tahu dia diikuti polisi.”
Pembicaraan dengan Gayus lumayan alot, sampai dua jam. Denny dan Ota meyakinkan Gayus untuk pulang ke Indonesia. Namun dia menanyakan keselamatan dan keamanan keluarganya. ”Dia khawatir tidak bisa ketemu keluarga kalau pulang,” kata Ota.
Hingga pembicaraan usai, Gayus belum jelas menyatakan mau pulang. Ia minta bertemu dengan anak dan istrinya di kamar 2105 Hotel Meritus Meridian. Maka, menjelang pukul 12 malam, Denny dan Ota, bersama Komisaris Besar M. Iriawan, mengantarkan Gayus ke hotelnya.
Setelah bertemu dengan istrinya, Gayus meminta izin menemui koleganya di restoran Chattered Box, di lantai lima hotel. Rupanya, sang kolega tak jadi datang. Gayus menghubunginya melalui telepon seluler. ”Saya tidak tahu kolega itu siapa, tapi saya duga orang yang akan dititipi Gayus keluarganya,” ujar Ota. Dari Chattered Box, Gayus kembali menemui istrinya di lantai 21.
Sekitar pukul satu dinihari, Gayus menyatakan kesediaan pulang. ”Sempat saya tanya, ’Nyonya gimana?’” Ota bercerita. ”Dia jawab, ’Enggak apa apa, sudah saya bicarakan.’” Gayus pun dibawa untuk bertemu dengan Komisaris Jenderal Ito Sumardi, yang sudah menunggu di Hotel JW Marriott.
Pada saat Gayus berbicara dengan Ito, para petugas lain mengurus surat surat kepulangan pegawai pajak yang mbalelo itu. Kepada Ito, Gayus bercerita, selama di Singapura, ia hanya berlibur dan berbelanja bersama anak istrinya. ”Selama dua hari dia sempat menginap di Sentosa Island,” ujar Ito, Kamis pekan lalu. Gayus juga terpantau bertemu dengan koleganya, yang diduga anak Andi Kosasih—yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Pengurusan surat kepulangan Gayus memakan waktu sekitar 12 jam. Ia baru bisa dibawa pulang sekitar pukul 13.00, Rabu pekan lalu. Gayus tiba di Indonesia dengan pesawat Garuda GA 829 pada pukul 15.00. Ia langsung dibawa menuju Ruang Rapat Utama Markas Besar Kepolisian.
Cheta Nilawaty
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo