Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MARZUKI Alie tak segera memanfaatkan waktu yang disediakan pembawa acara untuk menyampaikan kata sambutan. Mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu lebih dulu mengabsen peserta yang hadir dalam acara diskusi politik ’’Partai Demokrat Masa Depan” di Krakatau Hall Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Senin pekan lalu.
Sebagai sahibulbait, Marzuki mengundang pimpinan daerah dan cabang Demokrat seluruh Indonesia. Namun empat pengurus daerah, yakni Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Bali, kedapatan tak hadir. ”Saya tahu ada DPD yang melarang datang,” kata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu.
Marzuki menyebut praktek ini ”demokrasi karantina”, yang dilakukan salah satu calon. ”Karantina itu untuk yang berkaki empat,” kata politikus 45 tahun kelahiran Palembang ini. ”Apa kita mau dikatakan yang berkaki empat?” Hadirin bertepuk tangan.
Malam sebelumnya, Andi Alifian Mallarangeng mengumumkan maju dalam bursa pencalonan Ketua Umum Partai Demokrat. Sejumlah petinggi Demokrat, antara lain Syarief Hassan, E.E Mangindaan, dan Amir Syamsuddin, serta 170 pengurus daerah dan cabang hadir dalam acara di Rumah Proklamasi itu. Putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro, bahkan menyampaikan pidato dukungan untuk Andi. ”Saya mewakili teman-teman fraksi menilai Pak Andi cocok memimpin Demokrat,” katanya.
Ketika Andi menggelar acara, 359 pengurus daerah dan cabang justru menghadiri silaturahmi dengan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Benny K. Harman, fungsionaris partai, menjadi moderator acara yang dilangsungkan di Grand Ballroom Hotel Sultan, Jakarta Pusat, itu. Andi, Anas, dan Marzuki dipastikan bakal bersaing memperebutkan kursi ketua umum dalam kongres Partai Demokrat di Bandung bulan depan.
Kubu Anas, melalui ketua tim suksesnya, Ahmad Mubarok, menolak tudingan Marzuki Alie. Menurut dia, tidak ada larangan pengurus daerah ataupun cabang menghadiri acara Marzuki. ”Pada acara di Hotel Sultan, kami mengimbau semua menghadiri acara Pak Marzuki,” kata Mubarok.
Ketiga kubu mengklaim mendapat dukungan dari pimpinan daerah, dan yang pasti mengaku paling dekat dengan Yudhoyono, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Andi, misalnya, mengaku paling dekat karena, ketika menjadi juru bicara kepresidenan, hampir setiap hari mendampingi Yudhoyono. ”Karena kedekatan itulah saya maju,” kata Andi.
Marzuki tak mau kalah. Dia mengaku dekat dengan SBY sejak 2003. Mantan Direktur PT Semen Baturaja itu mengutip pujian SBY yang pernah mengatakannya sebagai ”orang yang rasional, tidak emosional, bertanggung jawab, serta bekerja all-out tidak mengenal waktu”. Marzuki meminta para kader menangkap ”tanda-tanda” itu dan mendukung dia.
Bagi Andi Mallarangeng, dukungan Edhie Baskoro, yang biasa dipanggil Ibas, menjadi pemikat memperoleh dukungan dari kader-kader di daerah. ”Edhie Baskoro kader muda yang meraih suara terbanyak di seluruh Indonesia,” katanya.
Achsanul Qosasi, anggota tim sukses Marzuki, berpendapat dukungan Ibas belum tentu mencerminkan dukungan Yudhoyono kepada Menteri Pemuda dan Olahraga itu. Dari kubu Anas, Ahmad Mubarok mengatakan ketiga calon memiliki kedekatan dengan Yudhoyono. Namun, dia yakin, pendiri Partai Demokrat itu tidak akan memberikan restu khusus kepada salah satu calon.
Erwin Dariyanto, Amirullah, Nur Resti Agtadwimawanti
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo