Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam sepekan terakhir pada 7 hingga 12 April 2025, banyak peristiwa politik nasional terjadi. Beberapa di antaranya menjadi sorotan publik. Mulai dari pertemuan Prabowo dan Megawati, sejumlah menteri Kabinet Merah Putih sowan ke rumah Jokowi, hingga intimidasi terhadap warga sipil penulis esai konspirasi soal Prabowo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pilihan Editor:Serangan Siber terhadap Wartawan dan Aktivis Naik. Mengapa?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berikut rangkuman ketiga berita terpopuler Nasional sepekan.
1. Prabowo dan Megawati Bertemu di Teuku Umar
Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Presiden Prabowo Subianto akhirnya bertemu dengan Megawati Soekarnoputri. Pertemuan kepala negara dengan Ketua Umum PDIP itu terjadi pada Senin malam, 7 April 2025 di kediaman Megawati, Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat.
Politikus PDIP Guntur Romli mengatakan, kedatangan Prabowo hari itu dilakukan secara mendadak, meski sudah direncanakan sejak lama. Menurut dia, kedua pimpinan partai melakukan pembicaraan empat mata selama 1,5 jam.
Dia mengatakan, bahwa pertemuan Prabowo dan Megawati banyak membahas ihwal privat. Termasuk hubungan persahabatan antar kedua tokoh itu.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani berujar, bahwa PDIP tetap berada di luar pemerintahan meski pertemuan Prabowo dan Megawati telah berlangsung. Meski begitu, menurut dia, PDIP mendukung jalannya pemerintahan Prabowo.
“Karena itu jika dianggap perlu, silakan menggunakan PDIP sebagai instrumen yang juga bisa digunakan untuk memperkuat pemerintahan, tetapi tidak dalam posisi dalam koalisi,” kata Muzani, Rabu, 9 April 2025.
2. Sejumlah Menteri Prabowo Sowan ke Jokowi
Beberapa menteri Kabinet Merah Putih berkunjung ke rumah Presiden ke-7 Jokowi di Solo, Jawa Tengah dalam momen Lebaran. Kedatangan sejumlah menteri itu dilakukan ketika Presiden Prabowo Subianto sedang kunjungan kenegaraan pada 9 hingga 15 April 2025.
Beberapa yang datang ke rumah Jokowi di antaranya Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, hingga Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno.
Tak sampai di situ, dua menteri lainnya menambah daftar. Mereka di antaranya ialah Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Keduanya menemui Jokowi secara bergantian pada Jumat, 11 April 2025.
Trenggono dan Budi Gunadi kompak menyebut Jokowi sebagai bos. "Silaturahmi sama bekas bos saya, sekarang masih bos saya. Saya sehat, beliau sehat dan minta arahan-arahan. Banyak sekali, saya harus belajar. Ya kemajuan KKP," ujar Trenggono.
3. Penulis Esai Soal Konspirasi Prabowo Didatangi Orang Tak Dikenal
Rumah pegiat sosial bernama Hara Nirankara didatangi dua orang tak dikenal pada Jumat, 11 April 2025. Hara merupakan penulis esai konspirasi mengenai Presiden Prabowo Subianto berjudul ‘Presiden Tua Bangka dan Operasi Intelijen’.
Esai itu ia tulis dan diunggah di media sosial X pada 8 April 2025. Setelah itu, rumahnya yang bertempat di Kota Pekalongan, Jawa Tengah didatangi orang tak dikenal. Belakangan, tempat lembaga kajiannya juga didatangi orang asing dari Forum Kewaspadaan Diri Masyarakat atau FKDM.
Hara mengatakan, orang asing itu mempermasalahkan tulisannya soal Prabowo. Sesaat rumahnya didatangi, orang tak dikenal itu menyodorkan beberapa lembar kertas kepada Hara.
Kertas-kertas itu berisi pemberitaan mengenai esai konspirasi mengenai Prabowo yang ditulis oleh Hara. Pada halaman terakhir, data pribadi Hara tercantum.
“Aku tanya dapat dari mana, enggak dijawab,” kata dia.
Hara yang curiga kemudian membangunkan keponakannya untuk merekam kejadian itu. Mengetahui mereka direkam, dua orang tak dikenal itu menjadi agresif.
Mereka mencoba merebut kertas yang telah diberikan pada Hara dan merampas telepon keponakan Hara. Kondisi itu, kata Hara, membuat dia berontak dan berteriak meminta pertolongan.
“Saya berontak lalu keluar rumah sambil bilang ‘Maling, Begal!’. Tetangga pada dengar dan ikutin teriak begal,” ujar Hara.
Usai diteriaki maling dan begal, kedua orang tak dikenal itu pergi meninggalkan rumahnya.
Hara masih belum bisa mengkonfirmasi identitas dua orang tak dikenal itu. Namun, salah seorang pengguna media sosial di X menyebut salah satu pelaku merupakan anggota Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Pekalongan. Dugaan ini berdasarkan nomor telepon pelaku yang dibagikan oleh Hara di media sosialnya.
Tempo melakukan upaya konfirmasi kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Pekalongan melalui telepon dan pesan langsung di media sosial Instagram @kesbangpol_pkl. Tempo juga mencoba menghubungi nomor orang tak dikenal yang menelepon Hara pada hari itu. Namun, hingga berita ini ditulis, keduanya belum memberikan respons.
Septia Ryanthie dan Ervana Trikarinaputri berkontribusi dalam penulisan artikel ini.