Sebuah ide menarik dari Bung Harmoko, untuk memasyarakatkan panggilan bung. "Menjaga Bung Karno Menjaga Bung Hatta Menjaga Bung Sjahrir" (Chairil Anwar, Krawang-Bekasi)KETIKA sajak ini ditulis Chairil Anwar pada masa awal kemerdekaan, panggilan "bung" memang terasa lebih akrab daripada "bapak" atau "saudara". Pada zaman itu, menurut bekas pemimpin redaksi koran Indonesia Raya Mochtar Lubis, "Suasananya memang egaliter sekali. Bung dipakai sampai ke desa-desa." Gerakan-gerakan nasionalis sebelum kemerdekaan juga sudah memakai sebutan yang dalam kamus umum bahasa In- donesia berarti "abang" itu. Jadi, menarik kalau Menteri Penerangan Harmoko melontarkan imbauan agar semua pejabat pemerintah termasuk menteri dipanggil bung. Ide bagus itu dilemparkan Pak, eh, Bung Harmoko, dalam Hari Bakti Penerangan di Bandung, Selasa lalu. Alasan Bung Harmoko, panggilan bung terasa mengandung nilai kebersamaan, lebih demokratis, serta mampu mendekatkan jarak antara pejabat dan rakyat. "Mulai hari ini, panggil saya dengan bung. Saya juga akan minta para menteri untuk mempopulerkan panggilan bung," ujar Bung Harmoko lagi. Menurut Mochtar Lubis, Mohammad Natsir yang menjadi perdana menteri RI pada 1950-1951 pernah membuat surat edaran soal bung ini. Natsir mengimbau agar dalam surat-menyurat resmi yang menyangkut Presiden sampai jajaran paling rendah dipakai istilah bung. Pada zaman Orde Baru, panggilan pada pejabat kebanyakan adalah Bapak. Sekarang, Bung Harmoko rupanya ingin mengembalikan keakraban masa revolusi dulu. Ide ini disambut hangat. "Saya nggak pernah menolak dipanggil Bung, juga oleh bawahan saya," kata Menteri KLH, Bung Emil Salim. Menteri Ali Alatas mengaku, sejak bekerja dengan Adam Malik dahulu, ia sudah akrab dengan sebutan bung. Kalau sekarang dipanggil bawahan bung? "Yaa ... saya nggak mau kasih komentar, ah," ujar Bung Ali. Lain lagi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. "Saya nggak apa-apa dipanggil Bung. Orang mau panggil saya mas, pak, atau apa saja boleh. Asal jangan om," ujar Bung Sarwono. Toriq Hadad
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini