Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Penjelasan Mahfud MD Soal Provinsi Garis Keras

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD buka suara perihal daerah yang dimenangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno adalah provinsi garis keras

28 April 2019 | 15.03 WIB

Mahfud MD. TEMPO/Imam Sukamto
Perbesar
Mahfud MD. TEMPO/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD buka suara perihal pernyataannya tentang daerah yang dimenangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno adalah provinsi garis keras. Penjelasannya itu ia tulis dalam akun twitter pribadinya, @mohmahfudmd.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penjelasan Mahfud itu dilakukan merespon cuitan mantan Staf Khusus Menteri ESDM Muhammad Said Didu, pada Ahad, 28/04, yang memintanya membeberkan indikator untuk provinsi garis keras. Said, yang lewat cuitan itu menyatakan diri berasal dari Sulawesi Selatan, bertanya apa indikator yang digunakan sehingga menuduh warga Sulsel adalah orang-orang garis.

"Kami orang Sulsel memang punya prinsip SIRI untuk menjaga kehormatan. Inikah yang dianggap keras?" demikian cuitan Said Didu.

Mahfud menjelaskan garis keras itu sama dengan fanatik atau sama dengan sikap kesetiaan yang tinggi, "Itu bukan hal yang dilarang, itu term politik. Sama halnya dengan garis moderat, itu bukan hal yang haram. Dua-duanya boleh dan kita bisa memilih yang mana pun. Sama dengan bilang Jokowi menang di daerah PDIP, Prabowo di daerah hijau," urai Mahfud.

Mahfud juga menyontohkan daerah asalnya, Madura. "Dalam term itu saya juga berasal dari daerah garis keras di Madura. Madura itu sama dengan Aceh dan Bugis, disebut fanatik karena tingginya kesetiaan kepada Islam sehingga sulit ditaklukkan. Seperti halnya konservatif, progresif, garis moderat, garis keras adl istilah-istilah yang biasa dipakai dalam ilmu politik," ujar Mahfud.

Pernyataan Mahfud soal 'provinsi garis keras' pertama kali mencuat ketika ia diwawancara di salah satu stasiun televisi. Video potongan wawancara yang berdurasi 1 menit 20 detik lalu beredar di media sosial. Berikut pernyataan Mahfud:

Dalam wawancara itu intinya Mahfud MD menegaskan bahwa kemenangan Jokowi dalam Pilpres 2019 sulit dimentahkan. Hanya saja saat ini harus segera dilakukan rekonsiliasi. Pasalnya, di beberapa provinsi yang “agak panas”, Jokowi kalah.

“Tempat kemenangan Pak Prabowo itu diidentifikasi yang dulunya dianggap provinsi garis keras dalam hal agama, misal Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh dan sebagainya, Sulawesi Selatan juga,” kata Mahfud MD. Dia menyarankan rekonsiliasi jadi lebih penting untuk menyadarkan bahwa bangsa ini bersatu karena kesadaran akan keberagaman. “Dan bangsa ini hanya akan maju kalau bersatu."

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus