Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para petani dan pedagang yang tergabung dalam Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menilai sosok Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebagai sosok yang tepat untuk menjadi cawapres Jokowi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pak Moeldoko itu setelah pensiun dari Panglima TNI, dia langsung terjun ke pertanian, makanya dia dijuluki Panglima Tani, hidupnya di lingkungan tani, dia memahami betul tentang pertanian," kata Sekretaris Jenderal HKTI Bambang Budi Waluyo melalui keterangan tertulis, Jumat, 3 Agustus 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Moeldoko dinilai memiliki kemampuan dalam mewujudkan kedaulatan pangan di tanah air. Bambang menyebut pengetahuan Moeldoko tentang pertanian tidak perlu diragukan. Apalagi saat ini Moeldoko merupakan Ketua Umum HKTI.
Bambang melihat Moeldoko dengan Jokowi akan saling melengkapi. "Di satu sisi Pak Jokowi meningkatkan infrastruktur itu sangat bagus sekali, baru 5 tahun sudah membangun, yang luar Jawa tidak pernah disentuh, sedangkan Pak Moeldoko sendiri membangun tentang petani dan pertanian," kata dia.
HKTI di bawah kepemimpinan Moeldoko, telah mengidentifikasi lima masalah yang dihadapi petani dan pertanian di Indonesia. Lima masalah itu adalah sempitnya lahan, akses petani terhadap perbankan sangat rendah, respon petani terhadap teknologi pertanian masih belum baik, persoalan manajerial dan persoalan paska panen.
Dalam kepemimpinannya yang hampir 2 tahun, kata Bambang, Moeldoko telah membuat langkah-langkah konkrit untuk menghadapi masalah-masalah itu, seperti membuka akses kerja sama dengan pihak ketiga, termasuk industri dan perguruan tinggi untuk membantu dan memberikan solusi petani.
Sementara itu, kalangan pedagang beras juga mendukung jika Moeldoko maju sebagai pendamping Jokowi. "Pasangan ideal. Kami mendukung, apalagi Pak Moeldoko tahu persoalan pertanian," kata Billy Haryanto, pedagang beras di Jakarta.
Billy mengatakan sebagai Ketua HKTI Moeldoko selalu menjalin komunikasi yang bagus dengan semua kalangan termasuk dengan pedagang. Komunikasi ini penting untuk menghilangkan kecurigaan antar pihak.
"Pedagang beras suka dituduh macem-macem. Kami sering jadi kambing hitam kalau ada kisruh beras. Tapi Pak Moeldoko bisa memahami kami sebagai pedagang dengan baik karena komunikasi beliau juga baik. Sehingga tidak ada kecurigaan," kata Billy.
Pedagang beras di Pasar Induk Cipinang Jakarta itu menilai pengalaman Moeldoko memimpin HKTI menjadi modal berharga untuk memahami persoalan pertanian dan ketahanan pangan. "Jadi bisa nyambung antara infrastruktur dan pertanian. Keduanya saling melengkapi," kata Billy.