Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BERTEMU dengan Anies Baswedan di rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada Selasa pagi, 29 Oktober 2024, Ahmad Syaikhu memaparkan perkembangan pemilihan kepala daerah atau pilkada Jawa Barat. Presiden Partai Keadilan Sejahtera itu lalu menyampaikan harapan agar Anies mendukung dia dan Ilham Habibie sebagai calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat.
“Mas Anies menyambut baik dan mendoakan Pak Syaikhu sukses di pilkada Jawa Barat,” kata juru bicara Anies, Sahrin Hamid, menjawab pertanyaan Tempo pada Jumat, 1 November 2024. Dalam pertemuan sekitar setengah jam itu, Syaikhu ditemani calon Wakil Gubernur Jakarta, Suswono.
Narasumber yang mengetahui isi pertemuan itu bercerita, Anies menyatakan mendukung Syaikhu bukan lantaran PKS menyokongnya sebagai calon presiden dalam Pemilihan Umum atau Pemilu 2024, melainkan karena mereka telah lama berkawan. Hubungan Anies dengan PKS ditengarai berjarak setelah partai itu berbalik mengusung Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur Jakarta dalam pilkada 2024.
Didukung oleh PKS, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai NasDem, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie terancam kalah oleh Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan. Survei Indikator Politik Indonesia pada 3-12 Oktober 2024 menunjukkan elektabilitas Syaikhu-Ilham hanya 13,8 persen, jauh tertinggal dari Dedi-Erwan yang memiliki tingkat keterpilihan 75,7 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Calon Gubernur Dedi Mulyadi dan calon Wakil Gubernur Erwan Setiawan saat menuju kantor KPU Jawa Barat di Bandung, 27 Agustus 2024. Tempo/Prima mulia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun elektabilitas dua pasangan calon lain, Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina serta Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja, tak sampai dua digit. Tingkat keterpilihan Acep-Gita, yang didukung oleh Partai Kebangkitan Bangsa, 4,2 persen. Sedangkan elektabilitas Jeje-Ronal, yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, sebesar 2,7 persen.
Mengatasi ketertinggalan menjelang hari pencoblosan 27 November 2024, Ahmad Syaikhu mengharapkan tuah dari Anies Baswedan. Pada pemilihan presiden lalu, Anies yang berpasangan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mendulang 9,1 juta suara. Perolehan suara itu lebih besar ketimbang saat Ridwan Kamil memenangi pilkada Jawa Barat enam tahun lalu dengan 7,2 juta suara.
Sigi Indikator menunjukkan lebih dari 50 persen pemilih Anies dalam pilpres 2024 mendukung Dedi-Erwan. Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi pada Senin, 14 Oktober 2024, menduga keputusan PKS yang tak mencalonkan Anies dalam pilkada Jakarta membuat para pendukung mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu di Jawa Barat memilih Dedi-Erwan.
Dua orang dekat Anies bercerita, Syaikhu berkali-kali meminta waktu untuk berjumpa dengan mantan Gubernur Jakarta itu. Syaikhu berharap anak abah—julukan untuk pendukung Anies—beralih mendukungnya. “Bukan hanya anak abah, kami ingin semua unsur masyarakat mendukung Syaikhu-Ilham,” ucap juru bicara PKS, Ahmad Mabruri, Jumat, 1 November 2024.
Tim kampanye Syaikhu-Ilham pun gencar menggalang dukungan dari pemilih Anies. Wakil sekretaris tim pemenangan Syaikhu-Ilham, Apianto, pun melobi 18 simpul pendukung Anies. Pada 18 Oktober 2024, mereka mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Syaikhu-Ilham. Salah satu lobi dilancarkan kepada Ketua Umum Komando Menangkan Anies Baswedan, Saeful Zaman.
Saeful menilai Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie memiliki kesamaan dengan Anies Baswedan. Syaikhu, misalnya, mewakili kelompok agamais. “Untuk masyarakat Jawa Barat yang agamais, butuh pemimpin yang punya pendekatan keagamaan,” ujarnya.
Pasangan Syaikhu-Ilham menargetkan perolehan suara sebesar 35 persen dari 35,9 juta pemilih untuk memenangi pilkada Jawa Barat. Mengejar target itu, Syaikhu dan Ilham berbagi tugas. Kelompok agamais digarap oleh Syaikhu. Sedangkan Ilham, putra mantan presiden B.J. Habibie, mendekati kalangan milenial dan masyarakat berpendidikan tinggi.
Ahmad Mabruri meyakini jagoannya masih punya peluang memenangi pilkada Jawa Barat meskipun logistik kampanye tak melimpah. Ia merujuk pada pilkada 2008 saat Ahmad Heryawan menang di provinsi itu. Kala itu Aher—panggilan Heryawan—bisa menang meski tak diunggulkan. “Survei memang nomor dua, tapi pencoblosan insyaallah menang,” katanya.
Lawan Syaikhu-Ilham, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, juga optimistis lolos ke Gedung Sate, kantor Gubernur Jawa Barat. Sekretaris tim kampanye Dedi-Erwan, M.Q. Iswara, menyatakan Dedi punya modal kuat karena telah bertahun-tahun rutin turun ke masyarakat. “Tak hanya menyerap aspirasi, tapi juga membantu masyarakat secara langsung,” tutur Iswara, Kamis, 31 Oktober 2024.
Pada 20 September 2024, misalnya, Dedi menjadi saksi dalam sidang peninjauan kembali enam terpidana kasus dugaan pembunuhan Vina Dewi Arsita atau Vina Cirebon. Mantan Bupati Purwakarta dua periode itu lalu memeluk para terpidana kasus yang penuh kejanggalan tersebut. Polisi meyakini Vina dan kekasihnya, Muhammad Rizky Rudiana alias Eky, dibunuh para terpidana.
Dua politikus di Koalisi Indonesia Maju—gabungan partai politik pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka—mengatakan Dedi Mulyadi turut didukung oleh Prabowo untuk memenangi pilkada Jawa Barat. Ketua Umum Partai Gerindra itu ditengarai menjanjikan posisi calon gubernur kepada Dedi karena membantu pemenangan Prabowo-Gibran di Jawa Barat.
Pada Pemilu 2024, Gerindra keluar sebagai juara dengan mengantongi 4,3 juta suara. Prabowo pun menang telak di provinsi itu dengan mendapat 16,8 juta suara. Iswara mengatakan Prabowo bakal membawa pengaruh besar terhadap perolehan suara Dedi-Erwan. “Kami yakin pengaruh Prabowo dan relawannya akan membawa kemenangan Dedi,” ujar Iswara.
Calon dengan urutan elektabilitas ketiga, Acep Adang Ruhiat-Gitalis Dwi Natarina, berupaya memanfaatkan waktu kampanye yang tersisa kurang dari sebulan. Ketua Dewan Pengurus Wilayah PKB Jawa Barat Syaiful Huda mengatakan pasangan itu makin rutin mensosialisasi program kerjanya, yaitu kartu keluarga bahagia, pendidikan bahagia, kartu wirausaha dan prakerja, serta insentif guru ngaji.
Huda mengklaim kampanye door-to-door Acep-Gita telah menjangkau 1,5 juta rumah di seantero Jawa Barat. Pasangan itu juga bekerja sama dengan calon bupati/wali kota dan wakilnya yang berasal dari PKB. Ada 21 kader PKB yang menjadi calon kepala daerah di Jawa Barat. PKB berharap mendapat 9,5 juta suara di pemilihan Gubernur Jawa Barat. “Kami punya modal suara PKB 3,4 juta,” katanya.
Tim pemenangan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja juga menargetkan 9,5 juta suara untuk memenangi pilkada Jawa Barat. Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDIP Jawa Barat Ono Surono mengatakan Jeje rutin berkampanye di wilayah perdesaan. Sedangkan Ronal berkampanye di daerah perkotaan dan menyasar kelompok milenial dan generasi Z atau gen Z.
Ono mengatakan tengah memaksimalkan mesin partai di 15 kabupaten dan kota yang menjadi kantong suara PDIP. Soal logistik, Ono mengakui seret. Meski begitu, ia optimistis Jeje-Ronal bisa bersaing dalam pilkada Jawa Barat. “Bagi kami, logistik bukan satu-satunya faktor meraih kemenangan. Kami bergerak dengan konsep gotong-royong.”
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Francisca Christy Rosana dan Iqbal T. Lazuardi dari Bandung berkontribusi dalam penulisan artikel ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Mengharap Berkah Suara Abah"