Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Mengapa Partai KIM Plus Meninggalkan Ridwan Kamil

Elektabilitas Ridwan Kamil di pilkada Jakarta mandek. Partai pendukung tak bergerak. Mengharap dukungan Prabowo dan Jokowi.

3 November 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SAMA-SAMA berbaju biru muda, Ridwan Kamil dan Presiden Prabowo Subianto bersantap malam di ruang VIP Restoran Garuda, Jakarta Pusat, Kamis, 31 Oktober 2024. Menikmati nasi Padang dan puding srikaya, keduanya berbincang soal pemilihan kepala daerah atau pilkada Jakarta. Ridwan menyampaikan perkembangan kampanyenya bersama politikus Partai Keadilan Sejahtera, Suswono.

Kepada wartawan seusai pertemuan dengan Presiden, Ridwan mengaku diundang Prabowo untuk makan malam. “Membicarakan Ibu Kota Nusantara dan hal-hal yang sifatnya pribadi,” kata Ridwan. Mantan Gubernur Jawa Barat itu membagikan dua foto dan satu video makan malam bersama Prabowo di akun Instagram serta X.  

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jakarta Ahmed Zaki Iskandar yang mengetahui isi pertemuan itu bercerita, Ridwan menyampaikan komitmen untuk bersinergi dengan pemerintah pusat jika menjadi gubernur. “Ia mengatakan akan linear dengan pemerintah pusat untuk mengatasi berbagai masalah di Jakarta,” ujar Zaki kepada Tempo di Jakarta Pusat, Jumat, 1 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertemuan empat mata Presiden Prabowo Subianto dengan Ridwan Kamil di Restoran Garuda, Sabang, Jakarta Pusat, 31 Oktober 2024. Antara/Instagram @prabowo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ridwan meminta waktu bertemu dengan Prabowo sekitar dua pekan sebelumnya. Istana baru merespons pada hari Kamis itu. Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu buru-buru membatalkan agenda pertemuan dengan relawan pendukungnya demi bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

Kolega dekat Ridwan menuturkan, mantan Wali Kota Bandung itu bermaksud meminta dukungan Presiden. Sebab, tren elektabilitas Ridwan-Suswono melorot. Survei internal tim pemenangan menunjukkan elektabilitas Ridwan-Suswono menjauh dari angka 50 persen.



Rival Ridwan, Pramono Anung dan Rano Karno, yang didukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, pelan-pelan membalap. Hasil sigi LSI Denny J.A. periode 16-22 Oktober 2024 menyebutkan elektabilitas Ridwan-Suswono 37,4 persen, berselisih tipis dengan Pramono-Rano yang memiliki tingkat keterpilihan 37,1 persen.

Partai Golkar turut menganalisis tren elektabilitas Ridwan dan Suswono seusai debat kedua yang berlangsung pada Ahad, 27 Oktober 2024. Kolega Ridwan di Golkar menyebutkan hasil debat itu tak memuaskan. Elektabilitas pasangan itu malah turun 3-4 persen pasca-debat.

Dalam debat itu, Ridwan dinilai gagal menjawab pertanyaan Pramono Anung soal rencana membangun Disneyland di Cikarang, Kabupaten Bekasi, saat menjadi Gubernur Jawa Barat. Ia kini malah berniat membangun tempat wisata serupa di Kepulauan Seribu. Jawaban Ridwan bahwa seorang pemimpin harus memiliki imajinasi juga dianggap sebagai blunder.

Tak hanya meminta dukungan Prabowo, Ridwan Kamil juga berharap mendapat sokongan dari mantan presiden Joko Widodo. Sehari setelah bertemu dengan Prabowo, ia menyambangi rumah Jokowi di Solo, Jawa Tengah. “Atas saran Pak Prabowo, Kang Emil berangkat ke Solo,” kata Ahmed Zaki Iskandar. Ridwan membawa oleh-oleh kue lapis Bogor untuk Jokowi yang ia bungkus dalam kantong merah muda.

Dalam pertemuan itu, Ridwan meminta masukan dari Jokowi, yang pernah memimpin Ibu Kota pada 2012-2014, untuk menyusun program-program di Jakarta. Jokowi mengakui jika disebut berdiskusi soal pilkada Jakarta dengan Ridwan. “Pak Ridwan Kamil memiliki pengalaman luas sebagai Gubernur Provinsi Jawa Barat sehingga saya kenal betul beliau,” ucap Jokowi. 

Para calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta, dari kiri, Ridwan Kamil, Pramono Anung, Rano Karno, dan Dharma Pongrekun usai mengikuti debat pertama pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta tahun 2024 di Jakarta, 6 Oktober 2024. Antara/Aprillio Akbar

Dua politikus Partai Golkar mengatakan Ridwan berharap pertemuannya dengan Jokowi akan menaikkan elektabilitasnya. Terutama di daerah yang menjadi kantong suara PDI Perjuangan, partai yang mengusung Jokowi di pilkada Jakarta 2012, seperti Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Di dua wilayah itu, Pramono-Rano unggul atas Ridwan.

Baik Prabowo maupun Jokowi mendukung Ridwan Kamil menjadi calon Gubernur Jakarta dalam pilkada 2024. Keduanya mendorong Koalisi Indonesia Maju (KIM)—gabungan partai politik pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka—untuk mengusung Ridwan. Di balik pencalonan Ridwan itu, Jokowi juga ditengarai menggagalkan pencalonan Anies Baswedan di pilkada Jakarta.

Manuver Jokowi diduga membuat Partai Kebangkitan Bangsa, Partai NasDem, dan Partai Keadilan Sejahtera berbalik arah mendukung Ridwan Kamil. Padahal, sebelumnya, partai-partai itu mendeklarasikan dukungan untuk Anies, Gubernur Jakarta 2017-2022. Namun, belakangan, partai pendukung Ridwan-Suswono tak gencar mengkampanyekan jagoannya.

Mesin partai yang tak kunjung bergerak ditengarai ikut menjadi penyebab mandeknya elektabilitas Ridwan Kamil dan Suswono. Lima petinggi partai pendukung Ridwan-Suswono yang ditemui Tempo sepanjang pekan lalu menuturkan, sejumlah partai koalisi ogah-ogahan berkampanye. Beberapa di antaranya malah berbelok mendukung Pramono Anung-Rano Karno.

Partai NasDem malah balik badan setelah PDIP mendeklarasikan Pramono-Rano pada 27 Agustus 2024. Dua orang dekat Ketua Umum NasDem Surya Paloh menuturkan, bos Media Group itu menelepon Pramono tak lama setelah deklarasi. Surya menyampaikan akan mendukung mantan Sekretaris Kabinet itu.

Setelah menemui Presiden Prabowo di Istana Negara pada Jumat, 1 November 2024, Surya tak membantah bila disebut berkomunikasi dengan Pramono. “Saya barangkali masih berada dalam kondisi cukup rutin komunikasi,” ujar Surya. Namun ia menampik jika partainya disebut membelot. “Sikap NasDem masih sama dengan KIM. Kami kan partai pengusung (calon yang didukung) pemerintah,” tutur Surya. 

Narasumber yang sama mengatakan Surya memerintahkan partainya mengerem kampanye untuk Ridwan Kamil. Menurut dua politikus NasDem, Surya menyimpan kekecewaan terhadap Ridwan. NasDem partai pertama yang mengusung Ridwan sebagai calon Gubernur Jawa Barat pada 2018. Surya merasa Ridwan kerap tak mengakomodasi kepentingan NasDem setelah terpilih.

Kalangan internal NasDem juga menyoroti gaya komunikasi politik Ridwan yang dianggap tak merangkul partai pendukungnya. Mantan Ketua Fraksi NasDem di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta, Bestari Barus, menilai Ridwan minim interaksi dengan partainya selama kampanye untuk membahas strategi pemenangan atau menyusun program-program di Jakarta. 

Keengganan NasDem memenangkan Ridwan-Suswono juga terlihat setelah Koalisi Indonesia Maju menunjuk Ahmad Sahroni sebagai ketua tim kampanye. Sejumlah petinggi NasDem mengatakan Surya Paloh menginstruksikan Bendahara Umum NasDem itu mundur. “Saya dengar dia tak mendapat restu,” kata Bestari. 

Adapun Sahroni mengaku mendapat tugas lain dari partainya. “Masih seputar pilkada,” ucap anggota Dewan Perwakilan Rakyat itu pada Senin, 9 September 2024, atau sehari setelah ditunjuk sebagai ketua tim kampanye Ridwan-Suswono.

Sebulan belakangan, penolakan NasDem terhadap Ridwan Kamil kian terlihat. Sejumlah politikus NasDem malah mendukung Pramono-Rano. Bestari Barus, misalnya, intens mendampingi kampanye Pramono. Bertemu pertama kali dengan Pramono di rumah pribadinya pada 4 Oktober 2024, Bestari menyatakan akan membantu mengkampanyekan program pasangan itu.  

Bestari ikut menjembatani komunikasi Pramono dan Rano dengan warga Jakarta Pusat, bekas daerah pemilihan Bestari. “Saya seperti tim bayang-bayang yang menjelaskan program Pram-Rano ke warga Jakarta,” ujar Bestari.

Politikus NasDem lain yang juga mendukung Pramono Anung adalah Guruh Tirta Lunggana. Membawa gerbongnya dari NasDem dan Partai Persatuan Pembangunan, partai lamanya, Tirta membantu Pramono mendapatkan dukungan di kantong suara pemilih PKS dan PKB, seperti di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Di wilayah itu, perolehan suara PDIP terbilang sedikit.

Putra mendiang Abraham Lunggana alias Haji Lulung itu mendekati konstituen melalui tokoh masyarakat dan ulama. Ia membentuk relawan “Geprak”, Gerakan Pramono-Rano Karno, yang kebanyakan anggotanya anak muda. “Kami mengimbangi suara PKS,” tuturnya. 

Tirta juga membantu Pramono dan Rano berkampanye di Tanah Abang. Sebelum Pramono blusukan ke kawasan itu, Tirta melobi tokoh-tokoh agama dan masyarakat di sekitar Tanah Abang untuk menerima mereka. “Saya pastikan tidak ada yang resistan,” katanya. Tirta pun berupaya menggeret sekitar 3 juta pemilih Anies Baswedan untuk mendukung Pramono Anung.

Mengalihkan dukungan kepada Pramono-Rano, Bestari Barus dan Tirta Lunggana mengaku tak pernah ditegur Surya Paloh. Dua kolega Surya menyatakan ia mengetahui dan merestui manuver Bestari dan Tirta untuk memenangkan Pramono.

Bukan hanya NasDem yang setengah hati mendukung Ridwan Kamil. Partai Kebangkitan Bangsa pun demikian. Tiga politikus di Koalisi Indonesia Maju bercerita, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PKB Jakarta Hasbiallah Ilyas rutin berinteraksi dengan Pramono. Mereka menunjukkan foto pertemuan Hasbiallah dengan Pramono.

Narasumber yang sama mengatakan Hasbiallah bersama Bestari dan sejumlah pentolan partai anggota Koalisi Indonesia Maju lain memiliki markas di sebuah hotel di Jakarta Pusat. Hampir setiap hari mereka bertemu untuk mengkonsolidasikan strategi pemenangan Pramono-Rano.

Hasbiallah diduga ikut menggerakkan pasukan di kantong-kantong konstituen PKB yang beririsan dengan PPP dan PKS. PKB bergerak klandestin memenangkan Pramono. Dengan gerakannya itu, Hasbiallah pun tak pernah ditegur Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.  

Hasbiallah menampik bila disebut kerap bertemu dengan Pramono. “Kabar itu seperti lagu, ‘Isyu, semua hanya isyu’,” ucap Hasbiallah menyitir lagu “Isyu” dari Ebiet G. Ade ketika dihubungi, Rabu, 30 Oktober 2024. Wakil Sekretaris Jenderal PKB Syaiful Huda mengklaim partainya masih mendukung Ridwan Kamil-Suswono.

PKB semula tak berniat mengusung Ridwan. Berbincang dengan Anies Baswedan pada sekitar Mei 2024, Muhaimin Iskandar berjanji mengusung pendampingnya dalam pemilihan presiden 2024 itu. Namun, menjelang pendaftaran calon gubernur pada Agustus 2024, PKB yang telah mendeklarasikan dukungan untuk Anies malah mengusung Ridwan Kamil.

Sejumlah politikus PKB bercerita, Muhaimin mendapat tekanan dari Istana agar tak mendukung Anies. Muhaimin—kini Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat—khawatir posisinya sebagai Ketua Umum PKB goyah jika tak menuruti keinginan Jokowi. “Kami saling mengerti dan memahami kondisi dan keadaan masing-masing,” ujar Muhaimin lewat akun X, Senin, 30 Agustus 2024.

Partai Amanat Nasional pun sebelas-dua belas dengan NasDem dan PKB. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, kata sejumlah politikus di Koalisi Indonesia Maju, beberapa kali berinteraksi dengan Pramono Anung dan mengungkapkan dukungannya. Keduanya berhubungan baik saat sama-sama menjadi menteri di periode kedua pemerintahan Jokowi.

Zulkifli tak menjawab ketika dimintai tanggapan di Istana Negara, Jumat, 1 November 2024. Ketua Fraksi PAN DPRD Jakarta, Husen, menyebutkan interaksi yang intens antara Zulkifli dan Pramono tak terkait dengan pemilihan gubernur. “Ketum dan Mas Pramono adalah teman. Silaturahmi wajar, meski berseberangan saling dukung,” tutur Husen, Jumat, 1 November 2024.

Pun Gerindra yang dipimpin oleh Prabowo Subianto tak kunjung gaspol memenangkan Ridwan Kamil. Tiga petinggi Koalisi Indonesia Maju menyebutkan Gerindra berfokus memenangi pilkada di Banten dan Jawa Barat. Di dua provinsi itu, kader Gerindra maju sebagai calon gubernur. 

Ketua tim kampanye Ridwan Kamil-Suswono, Ahmad Riza Patria, membantah kabar bahwa dukungan Koalisi Indonesia Maju untuk pasangan nomor urut satu itu terbelah. Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal itu mengklaim partai-partai pendukung Ridwan-Suswono tetap solid dan makin kuat.

Ahmed Zaki Iskandar, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Jakarta, juga menyatakan Koalisi Indonesia Maju terus berupaya memenangkan Ridwan-Suswono. Ia menuturkan, di kantor Golkar Jakarta, setiap hari para pengurus partai pendukung pasangan itu bertemu untuk berkoordinasi.

Adapun Ridwan Kamil enggan menanggapi kabar tentang sejumlah partai pendukungnya yang berbalik arah. “Saya kira dinamika selalu ada dalam perhelatan-perhelatan demokrasi,” kata Ridwan di Jakarta, Kamis, 31 Oktober 2024. 

Dengan mesin PKB, NasDem, PAN, dan Gerindra yang tak kunjung panas, Ridwan dan Suswono kini bertumpu pada PKS dan Golkar. PKS pun baru-baru ini bergejolak karena logistik terbatas. “Logistik ada, tapi kurus. Tak sebanding dengan dukungan partai Koalisi Indonesia Maju yang sangat gemuk,” ujar juru bicara PKS, Ahmad Mabruri, kepada Tempo, Jumat, 1 November 2024. 

Berupaya mengerek perolehan suara menjelang hari pencoblosan 27 November 2024, Ridwan dan Suswono melakukan berbagai upaya. Sementara Ridwan bertemu dengan Prabowo dan Jokowi, Suswono menemui Anies Baswedan di rumah pribadinya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada Selasa, 29 Oktober 2024. Suswono meminta mantan Gubernur Jakarta itu mendukungnya secara terbuka.



Ahmad Mabruri menuturkan, dukungan Anies berefek cukup besar bagi kemenangan calon yang berlaga dalam pemilihan Gubernur Jakarta. “Bagaimanapun Anies adalah Gubernur Jakarta periode lalu. Dukungannya berdampak pada elektoral,” ucap Mabruri, Jumat, 1 November 2024.  

Hingga Sabtu, 2 November 2024, Anies Baswedan tak merespons pesan permintaan wawancara dan panggilan telepon Tempo. Juru bicara Anies, Sahrin Hamid, mengatakan Anies tak menyangka Suswono akan datang ke rumahnya. Sebab, hari itu Anies dijadwalkan bertemu dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu. “Mas Anies mengira yang datang hanya Pak Syaikhu,” kata Sahrin, Sabtu, 2 November 2024. 

Menurut Sahrin, sahibulbait dan tetamunya lebih banyak membicarakan pilkada Jawa Barat. Syaikhu calon Gubernur Jawa Barat. “Ada pembicaraan soal pilkada Jakarta, tapi tak spesifik (soal dukungan),” ujar Sahrin.

Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, Pramono Anung dan Rano Karno, bertemu dengan mantan gubernur Anies Baswedan di hari bebas kendaraan bermotor di Jakarta, 1 September 2024. AntaraA/HO-Tim Dokumentasi Pramono Anung-Rano Karno

Bukan hanya kubu Ridwan Kamil, Pramono Anung dan Rano Karno juga mendekati Anies. Pasangan nomor urut tiga ini menggandeng sejumlah relawan pendukung dan tim yang bekerja untuk Anies selama pemilihan presiden. Tim tersebut membantu meyakinkan pemilih Anies bahwa Pramono akan melanjutkan program kerja mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

Senyampang mendekati Anies, kubu Pramono-Rano bergerilya menyalip Ridwan dan Suswono dengan menggencarkan beragam strategi untuk mengambil suara kalangan anak muda. Salah satunya membatasi penggunaan simbol PDIP dalam kampanye.  

Ketua Tim Pemenangan Pramono-Rano, Prasetyo Edi Marsudi, mengakui strategi itu perlu dilakukan untuk mengambil suara di daerah yang tak menjadi lumbung suara PDIP dalam pilkada Jakarta. “Ini strategi politik dan kami mau menang,” kata Prasetyo ketika ditemui Tempo di Jakarta Pusat, Kamis, 31 Oktober 2024.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Erwan Hermawan, Daniel A. Fajri, Advist Khoirunikmah, Andi Adam Faturahman, dan Alif Ilham Fajriadi berkontribusi dalam tulisan ini. Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Mesin Dingin Ridwan Kamil"

Francisca Christy Rosana

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, Francisca mulai bergabung di Tempo pada 2015. Kini ia meliput untuk kanal ekonomi dan bisnis di Tempo.co.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus