Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jember - Pimpinan sejumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Jawa Timur berkumpul membahas strategi peningkatan pendapatan di luar Uang Kuliah Tunggal (UKT). Pertemuan itu digelar di kampus Tegalboto Universitas Jember, Jawa Timur, 31 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Paguyuban Rektor PTN se-Jawa Timur, Nurhasan mengatakan pertemuan rutin kali ini sengaja diisi dengan pembahasan mengenai bagaimana meningkatkan pendapatan PTN di luar UKT. Hal ini mengingat permasalahan UKT yang beberapa waktu lalu mencuat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria yang juga Rektor Universitas Negeri Surabaya ini menegaskan bahwa PTN harus mencari sumber pendanaan lain berdasarkan potensi masing-masing PTN, agar tidak bergantung pada UKT dari mahasiswa. Kedua, dirinya yakin peningkatan pendapatan perguruan tinggi bisa dilakukan dengan cara kolaborasi antar PTN di Jawa Timur. Oleh karena itu dalam pertemuan kali ini ada sesi diskusi mengenai pengalaman tiga PTN yang sudah berstatus Badan Hukum dalam meningkatkan pendapatan di luar UKT.
“Hasil diskusi hari ini di Universitas Jember akan kami bawa ke tingkat nasional agar menjadi masukan bagi pengembangan kebijakan PTN Indonesia,” kata Nurhasan dalam keterangan tertulis dikutip Kamis, 1 Agustus 2024.
Sesi diskusi dibuka dengan pemaparan oleh Wakil Rektor II Universitas Airlangga, Muhammad Madyan. Dirinya menjelaskan pengalaman Universitas Airlangga dalam meningkatkan pendapatan melalui fasilitas layanan kesehatan yang dimilikinya. Pilihan ini salah satunya berdasarkan pada sejarah berdirinya Universitas Airlangga yang dimulai dengan Fakultas Kedokteran. Saat ini selain telah memiliki Rumah Sakit Airlangga, ada Rumah Sakit Gigi dan Mulut, Rumah Sakit Hewan sampai perusahaan yang menghasilkan beragam produk kesehatan.
“Saat ini pendapatan dari fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh Universitas Airlangga mencapai 65 persen dari total pendapatan selain UKT, selain tentunya dari usaha-usaha lainnya,” ungkap Muhammad Madyan.
Lain lagi dengan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Pendapatan selain UKT terbesar justru berasal dari kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Seperti kerja sama dengan produsen elektronik, galangan kapal hingga perusahaan otomotif.
“Kuncinya inovasi dan efisiensi. Misalnya saja kami berinovasi membuat lampu khusus tambak udang hingga lampu untuk stadion sepak bola. Hasil inovasi ini kami tawarkan kepada perusahaan elektronik. Di kalangan internal, kami menerapkan efisiensi agar meminimalkan pengeluaran yang tak perlu,” kata Rektor ITS, Bambang Pramujati.
Sementara itu Wakil Rektor IV Universitas Brawijaya yang membidangi Perencanaan, Kerja Sama dan Internasionalisasi menekankan perlunya semua PTN yang ingin mengelola bisnis memahami dan memilih bisnis yang sesuai dengan keunggulannya masing-masing. Kedua, menempatkan orang yang tepat sebagai pengelola bisnis.
Dalam acara ini, PTN yang hadir dalam rapat kerja kali ini adalah Universitas Airlangga, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, UPN Veteran Jawa Timur, Universitas Negeri Surabaya, UIN Sunan Ampel, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, UIN Maulana Malik Ibrahim, Universitas Trunojoyo Madura, UIN KHAS Jember, UIN SATU Tulungagung dan tuan rumah Universitas Jember.