Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengklaim banyak kebijakan dan terobosan dikeluarkan anak buahnya di masa pemerintahan yang baru berjalan lebih 5 bulan ini. Namun, kebijakan dan terobosan itu tidak disampaikan secara sempurna kepada masyarakat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mungkin narasi ke rakyat kurang sempurna dan intensif, komunikasi kita kepada rakyat," kata Prabowo saat memimpin Sidang Kabinet di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat, 21 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Negara pun mendorong supaya komunikasi lebih baik lagi. Dia pun mengucapkan terima kasih kepada anggota kabinet Merah Putih yang sudah bekerja dengan sungguh-sungguh. "Saya merasakan kerja sama baik dan perkerjaan cepat yang sangat intensif dan sungguh-sungguh," kata dia.
Dia pun meminta kabinet untuk menguatkan kerja sama. Menurut dia, apa yang dicapai akan sulit bila tidak bekerja sama.
Adapun sidang kabinet kali ini membahas mengenai persiapan menjelang mudik lebaran. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf mengatakan, sidang yang dilaksanakan dalam suasana bulan Ramadan ini diharapkan menjadi momentum bagi jajaran Kabinet Merah Putih untuk mempererat sinergi dan kebersamaan dalam menjalankan program-program pemerintah.
Prabowo terakhir menggadakan sidang kabinet paripurna pada 22 Januari 2025. Sidang kala itu membahas tiga bulan masa kerja pemerintahan Prabowo.
Sidang kabinet paripurna hari ini digelar di tengah penolakan pengesahan revisi UU TNI. Demo besar digelar di beberapa wilayah Indonesia untuk menolak revisi Undang-Undang TNI yang dianggap mengembalikan lagi dwifungsi militer.
Di Jakarta demo berujung ricuh, begitu pula di Yogyakarta. Mahasiswa dan elemen sipil lainnya meminta DPR membatalkan pengesahan Undang-Undang TNI.
Selain itu sebelumnya Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG sempat ambruk. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami gejolak hingga merosot lebih dari 5 persen, sebelum menutup di posisi 6.076 (minus 6,11 persen), pada perdagangan sesi pertama, Selasa, 18 Maret 2025. Kondisi tersebut memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menghentikan perdagangan sementara waktu (trading halt) selama 30 menit.
Pilihan Editor: Prabowo Gelar Sidang Kabinet Paripurna di Istana Hari Ini