Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jakarta Pramono Anung menyatakan bakal mengikuti langkah pendahulunya, yaitu mantan gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dalam penataan taman di ibu kota. Pramono dan Ahok adalah rekan satu partai di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pramono menyampaikan langkah Ahok yang dia tiru adalah pembiayaan pembangunan ruang terbuka hijau menggunakan dana Koefisien Lantai Bangunan (KLB). "Jadi apa yang dilakukan oleh Pak Ahok dulu ketika membangun Jembatan Semanggi dan Kalijodo, sekarang akan kita lakukan yang sama," kata Pramono saat mengunjungi Taman Langsat, Jakarta Selatan pada Jumat, 11 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut laman Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dana KLB adalah sejenis denda yang diserahkan oleh perusahaan swasta ke Pemerintah Provinsi Jakarta karena membangun gedung melebihi ketentuan jumlah lantai. Laman itu menyebut pembangunan infrastruktur menggunakan kompensasi KLB diinisasi oleh Ahok dan diteruskan oleh gubernur setelahnya, Anies Baswedan.
Menurut Pramono, pemerintah daerah Jakarta di eranya akan membangun transit oriented development (TOD) di kawasan Blok M dan Bundaran HI dengan menggunakan dana KLB. Selain itu, kata dia, renovasi beberapa taman lainnya akan menggunakan dana tersebut.
Pramono mengklaim proses penggunaan dana KLB akan berlangsung secara transparan. “Ini semuanya serba transparan, terbuka. Tidak ada orang yang bisa menyalahgunakan itu Karena saya minta semuanya transparan dan yang namanya ASN (aparatur sipil negara) tidak terlibat di dalamnya. Saya akan kontrol sendiri secara langsung,” ujar dia.
Menurut Pramono, Pemerintah Provinsi Jakarta juga bakal merenovasi taman-taman yang ada. "Saya sudah minta kepada kepala dinas untuk menyiapkan toilet dan sebagainya yang jauh lebih rapi. Tempat-tempat ini pasti akan kita renovasi, supaya bisa menjadi jogging track, tempatnya naik turun yang bagus dan sebagainya," ucap Pramono.
Pramono berharap taman-taman di Jakarta bisa menjadi tempat masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan. "Taman menjadi ramai memang karena masyarakat membutuhkan budaya untuk pergi ke taman. Mereka berekspresi, bersilaturahmi, ketemu kerabat, menyanyi, baca puisi, baca buku," kata mantan Sekretaris Kabinet di era Presiden ke-7 Joko Widodo itu.
Pilihan Editor: Pasal-pasal di RUU Polri yang Bisa Memantik Kontroversi