RESESI ekonomi (fukyo) di Jepang bukan hanya telah mendesak kaum pengusaha berlomba melakukan restrukturisasi alias mengubah sistem manajemen maupun jenis usaha, tapi juga menimbulkan keranjingan baru di kalangan karyawan pria yang lazim disebut salaryman. Mereka juga berduyun melakukan metamorfosis, atau lebih tepat disebut menyulap wajah. Menurut laporan Seiichi Okawa dari TEMPO, hari-hari ini rumah sakit Jujin, yang beken dengan operasi plastiknya di kawasan Shinbashi, Tokyo, dibanjiri pria yang ingin memermak raut mukanya. Tiap hari rata-rata 20 pria separuh baya ke sini. Rumah sakit ini juga melayani cewek dari Indonesia yang ingin bikin mata jadi belok atau meninggikan hidung. Kegandrungan menyulap muka di kalangan pria ini, kabarnya, ada kaitan dengan meningkatnya angka pengangguran di Negeri Matahari Terbit. Mereka yang kehilangan pekerjaan akibat fukyo itu 2,3% pada kuartal pertama 1993 hingga akhir tahun mencapai 2,8%. Atau meliputi 1,76 juta orang, yang merupakan angka tertinggi dalam enam tahun terakhir ini. Urusannya jadi gawat terutama bagi karyawan berusia 40 hingga 50 tahun. Pada umur tersebut -- dengan guratan mulai mengendur di wajah -- tentu mereka tak lancar mendapatkan pekerjaan baru. Apa akal? Ya, coba-coba menyulap raut muka. Sebab, di Jepang ada ungkapan tua: wajah pria adalah surat riwayat hidupnya. Dan, memang, inilah satu-satunya motivasi mereka datang ke rumah sakit itu. "Mereka minta dihilangkan segala keriput di bagian bawah mata," kata Fumihiko Umesawa. Menurut direktur rumah sakit ini, resesi ekonomi memberikan tekanan terhadap pria setengah baya, hingga wajahnya melantunkan kesan letih. Jadi, apa salahnya kalau mereka ingin mempunyai penampilan cerah lagi. Tarif sekali permak 100.000 hingga 200.000 yen atau mencapai Rp 4 juta. Ditukangi tangan piawai, maka mereka yang tadinya nyaris tampak sialan (usia-lanjut) pada umur balita alias di bawah 50 tahun itu wajahnya lantas terkesan bagai orang 30 tahun. Dengan penampilan ala young man happy ini mereka berharap lebih mudah mendapat pekerjaan kembali. Sampai di mana kiat sulapan wajah dapat mendongkrak nasib si pasien, Umesawa-san belum punya data. Atau boleh jadi juga tak ada hasil. Sebab, tampang mungkin mudah dipalsu, tapi tentu tak semudah itu menyulap akta kelahiran atau biodata, yang wajib dilampirkan dalam berkas lamaran kerja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini