Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Jin menolak jalan tol di malaysia

Proyek jalan tol kota tinggi - johor baru, malaysia terancam dihentikan. pembebasan tanahnya terganggu oleh pohon yang dipercaya sebagai pohon keramat. banyak orang berdatangan memberikan sesaji sehingga merepotkan polisi

5 Februari 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PROTES orang yang tergusur boleh jadi gampang dilipat, tapi kena urusannya dengan makhluk non-orang alias dedemit, amit- amit, proyek jalan tol pun bisa jadi sulit. Ini terjadi di Malaysia, yang kini membangun jalan bebas hambatan antara Kota Tinggi dan Johor Baru. Proyek 66 juta ringgit atau sekitar Rp 50 miliar itu kini dihentikan sementara, seperti dilaporkan koran New Straits Times, tengah Januari lalu. Penyebabnya adalah sepokok pohon yang ditaksir berusia 100 tahun di bekas lokasi kuil Hindu yang siap menjadi lintasan jalan tersebut. Kejadiannya, ketika traktor yang mampu menggusur objek 30 ton terjungkal saat menyodok pohon yang diperkirakan tak lebih dari dua ton itu. Sejak insiden tersebut, banyak orang berdatangan. Mereka yang percaya bilang bahwa makhluk gaib penghuni pohon itu melarang "rumah"-nya digusur. Akan halnya sopir traktor tadi dikabarkan sering mimpi didatangi tiga ular kobra, setelah kejadian itu. "Ia menolak melanjutkan kerja di lokasi tersebut," tutur seorang kawannya yang mengaku 20 tahun menjadi jemaah kuil yang pernah ada di situ. Ia bilang, pohon itu keramat. Tak heran, kemudian banyak orang berdatangan. Polisi jadi sibuk, karena jalan raya jadi macet. "Pihak berwenang hendaknya membatalkan penggusuran pohon ini dan mengalihkan ruas jalan rayanya," kata R. Chinnasamy dari kuil tadi, yang memimpin upacara doa di kaki pohon. Sementara ada sebagian yang berdoa, ada lagi yang berduyun cuma menonton. Atau membawa telur sebagai sajian buat tiga kobra yang dipercaya bersarang di akar sang pohon. Tak ketinggalan ada pula yang minta kode nomor buntut lotre. Belum diketahui apa tanggapan pihak pelaksana proyek. Meski di Malaysia banyak juga orang pintar, belum terdengar ada upaya mendatangkannya untuk tawar-menawar dengan sang jin pohon. Siapa tahu, ia minta ganti rugi penggusurannya sederhana saja. Misalnya, sekadar kulo nuwun dulu alias bersitinah, yakni ada sikap menghormati sesama makhluk alam ini.Ed Zoelverdi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum