Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rapat perdana Panitia Pengarah Kongres Partai Amanat Nasional pada Senin malam pekan lalu mendadak terhenti tatkala Amien Rais menyeruak ke ruang rapat. Berdiri di depan hadirin, pendiri Partai Amanat Nasional itu mengambil alih pelantang suara dan berbicara selama semenit. Suasana rapat yang awalnya gayeng langsung hening.
Amien lantas menumpahkan unek-uneknya. Dia merasa susunan panitia pengarah tak lagi netral karena mayoritas diisi ”orang Hatta Rajasa”. ”Dia meminta komposisi panitia pengarah diubah,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal PAN Kuntum Khairu Basa kepada Tempo, Kamis pekan lalu. Kuntum, yang masuk tim sukses Hatta, menyayangkan sikap Amien yang seharusnya netral di kongres ini.
Kongres IV PAN akan diselenggarakan di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, pada 28 Februari-2 Maret 2015. Dinamika perebutan posisi ketua umum menghangat karena sudah ada dua calon dengan dukungan kuat, yaitu Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan. Amien sendiri sudah melabuhkan dukungan kepada besannya, Zulkifli Hasan.
Anggota tim sukses Zulkifli yang hadir dalam rapat itu antara lain Viva Yoga Mauladi. Menurut Viva, Amien ingin mereka yang duduk sebagai panitia pengarah adalah ”orang yang memahami partai”. Beban steering committee berat, kata Viva, karena menyangkut jeroan partai. ”Jangan dicampuri kepentingan lain,” ucapnya. Ketua Panitia Pengarah Taufik Kurniawan mengaku paham pada apa yang disampaikan Amien.
Dukungan Amien kepada sang besan bukan hanya ”intervensi” pada panitia. Ahad dua pekan lalu, dia mengumpulkan puluhan ketua dewan pimpinan daerah PAN di rumahnya di Jalan Kebayoran Baru, Gandaria. Dia berbicara banyak hal mengenai kondisi internal partai berlambang matahari itu, termasuk kasak-kusuk pemilihan ketua umum. ”Kami lebih banyak mendengar,” ujar Ketua PAN Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, Rusli Erfan. Kamis pekan lalu, Amien kembali menghimpun pemilik suara di kediamannya.
Dia ”bernostalgia” menuturkan Kongres II PAN di Semarang pada 2005. Kala itu, sebagai calon inkumben, Amien mendapat dukungan mayoritas suara untuk kembali maju sebagai ketua umum. Alih-alih menerima, kata Amien, dia mundur dari pencalonan dan memilih mendukung pengusaha Soetrisno Bachir. Upaya Amien tak sia-sia: di akhir pertemuan, puluhan pengurus daerah ini mendeklarasikan dukungan bagi Zulkifli.
Amien mengatakan dia sudah mengusulkan PAN membangun tradisi baru: agar ketua umum hanya sekali dijabat. Meskipun begitu, dia tak melarang jika Hatta hendak kembali mencalonkan diri. ”Kalau mereka mendengarkan saya, cukup, diganti Zulkifli,” ucap Amien.
Zulkifli tak berdiam diri. Saban malam, dia mengumpulkan pendukungnya di Kompleks Widya Chandra, rumah dinasnya. Selasa pekan lalu, mereka membahas kelemahan Hatta selama memimpin partai. Mereka membuat matriks rapor Hatta dengan mengacu pada perolehan kursi, jumlah pemilih, dan partai politik. Hasilnya, tingkat persaingan partai politik pada Pemilihan Umum 2014 lebih rendah ketimbang Pemilu 2009, 2004, atau 1999. ”Tapi PAN tak bisa beranjak dari lima besar,” kata seorang peserta.
Zulkifli menampik jika disebut menganalisis kegagalan Hatta selama memimpin partai. Dia berjanji tak akan menggunakan kampanye negatif untuk melawan rivalnya. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat ini mengatakan PAN mengalami kenaikan perolehan suara pada masa kepemimpinan Hatta. ”Meskipun jauh dari target,” ujarnya.
Salah satu anggota tim sukses Zulkifli mengatakan dukungan Amien melegakan mereka. Dia berkaca pada pengalaman Kongres 2005 di Semarang. Ketika itu, Amien memilih mundur dari pencalonan dan mendorong Soetrisno Bachir. ”Soetrisno yang bukan kader PAN saja bisa menang ketika didukung Pak Amien,” dia menegaskan.
Zulkifli sendiri menolak jika disebut mendapat dukungan Amien. Menurut dia, Amien hanya ingin posisi ketua umum tak dijabat dua kali. Karena calonnya cuma dua, dukungan Amien jatuh kepadanya. Dia juga menegaskan bahwa dukungan itu tak akan dibarter dengan jabatan sekretaris jenderal untuk Hanafi Rais, anak Amien. ”Saya pastikan Hanafi tak akan menjadi sekjen,” kata Zulkifli.
Wayan Agus Purnomo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo