Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Risaukan Pemilu

Problem yang dihadapi PPD TK II kabupaten Kuala Kapuas adalah masalah transportasi. Lewat sungai di perlukan 7 buah klotok sungai, 3 buah klotok pesisir, 9 buah perahu motor & 4 buah perahu biasa.(dh)

22 Januari 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEPERTI halnya daerah-daerah lainnya di Kalimantan Tengah, Kabupaten Kuala Kapuas seakan terkucil dari segala kabar berita. Padahal ibukota kabupatennya, terletak kurang lebih 45 Km saja dari ibukota Propinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin. Dan lagi penduduk di daerah ini terbilang paling padat ketimbang daerah-darah Tk II lainnya yang ada dalam wilayah Kalimantan Tengah: 279.196 jiwa. Memiliki 23 buah Kecamatan (termasuk kota administratif Gunung Mas) dengan 276 Desa, untuk urusan pemilu kelak sudah mulai merisaukan pejabat-pejabat di kawasan ini. Tentu soalnya adalah alat perhubungan untuk mencapai wilayah-wilayah terpencil itu. Lebih-lebih pula untuk mendatangi ke 23 buah kecamatan dan desa-desa itu, kenderaan yang diperlukan ternyata tidak satu macam saja. Di sini, "diperlukan paling tidak 4 jenis kenderaan sungai", kata Ketua Panitia Pemilihan Daerah (PPD) TK II Kabupaten Kuala Kapuas. Yaitu perahu motor, perahu biasa, klotok sungai dan klotok pesisir. Untuk menyelusuri daerah ini diperlukan 7 buah klotok sungai 3 buah klotok pesisir, 9 buah perahu motor boad dan 4 buah perahu biasa. Untung akhir-akhir ini pihak PPD buru-buru memesan kendaraan-kendaraan sungai itu, meskipun diragukan apakah akan selesai seluruhnya menjelang pemilu kelak. Bicara soal pemilu, pengalaman beberapa orang tokoh Golkar daerah dari pemilu lalu menarik jug,. "Waktu kampanye pada tahun 1971, lebih satu bulan saya tidak bisa pulang ke Kapuas", kata seorang pemuka Golkar yang kini sibuk mempersiapkan Pemilu 1977. Apa pasal? Itulah daerah air. "Waktu itu keadaan air surut sekali. Jangankan kapal klotok, perahu saja kandas", ujarnya. Waktu itu ia terjun di daerah pemilihan Tumbang Marukui, jauh di pedalaman, hampir berbatasan dengan Kalimantan Utara. Nasib para petugas pemilu di daerah pesisir lain lagi. Mereka terombang-ambing diterjang gelombang, misalnya di daerah Lupak, di tepi pantai laut Jawa. Karena itu dari sekarang para petugas pemilu 1977 sudah mulai nyengir-nyengir kuda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus