Kurang makan kurang makam

MAROKO dan Cibalong adalah nama dua buah desa di Kecamatan Pameungpeuk di Kabupaten Garut. Dari kedua desa ini terbetik berita bahwa sejak beberapa bulan terakhir ini 8.000 jiwa penduduknya sedang diancam kekurangan bahan pangan yang biasa disebut pra HO. Hal ini kemudian dibenarkan team kesehatan yang dikirim Pemerintah Daerah Garut. "Penduduk di sana kekurangan vitamin B dan kurang darah", ucap seorang anggota team tadi. Keadaan itu tak begitu mengherankan bila diingat bahwa sekitar 142 ha sawah tadah hujan yang hanya panen sekali setahun di kedua desa tadi belum sepenuhnya pulih dari rongrongan musim kemarau baru lalu. Kesulitan ini ditambah lagi dengan tertutupnya desa-desa itu dengan dunia luar. Sehingga mudah difahami bila hasil utama penduduk yaitu pisang tak dapat dijual ke tempat lain. Dan ketika buah pisang mulai berkurang, penduduk yang ada di pebukitan itu mulai memakan umbi-umbian. Tak puas dengan jenis makanan ini, bibit padi dan kacang-kacangan pun mulai dimamah sampai habis. Dari laporan team kesehatan tadi, ternyata kantong Pemda Jawa Barat tergugah juga. Di samping berbagai jenis bibit-bibitan untuk kedua desa itu belum lama ini telah dikirim beras sebanyak 5 ton Lalu agar persediaan makan cukup sampai panen jagung dua bulan lagi, fihak Kantor Sosial Jawa Barat mengirim pula bantuan beras 4 ton. Namun semua ini tampaknya belum juga cukup. Sehingga di samping penduduk harus tetap mengeratkan ikat pinggang, juga pembagian beras itu hanya dimakan penduduk sekali saja dalam tiga hari. Selebihnya mereka tetap mengunyah umbi-umbian.