Saling incar kursi ketua

RATUSAN umbul-umbul, bendera, dan spanduk Golkar memenuhi seantero Kota Pandaan. Semua hotel di sekitar daerah peristirahatan yang terletak 50 km dari Surabaya itu sudah habis dipesan panitia. Itulah kesibukan menyambut Musyawarah Daerah (Musda) Golkar Jawa Timur, yang akan dibuka Ketua Umum Golkar Wahono, di Gedung Candra Wilwatikta, Pandaan, Selasa pekan ini. Tapi hingga akhir pekan lalu belum semua kabupaten dan kota madya menyelesaikan musda. DPD II Golkar Kodya Medan, misalnya, baru mengacarakan musda pekan ini. Kabupaten Simalungun, juga di Sumatera Utara, yang sudah menggelar musda, pekan lalu, malah menemui jalan buntu. Kubu jalur A (ABRI) bersikeras memajukan Letkol M.T.B. Sitorus sebagai ketua DPD tingkat II Simalungun. Sementara itu, jalur B (birokrasi), yang menjagokan H. Makmur Sinaga, juga tak mau mundur. Akhirnya, kedua kubu sepakat menyerahkan masalah penentuan ketua baru kepada DPP Golkar. Persaingan antara calon tiga jalur A, B, dan G (Golkar) dalam memperebutkan kursi ketua kali ini menarik untuk diamati. Dari 300 DPD tingkat II yang sudah menyelesaikan musda terlihat kader jalur A, termasuk Keluarga Besar ABRI (KBA), tampil menonjol. Di Jawa Timur, misalnya, dari 37 DPD tingkat II sebanyak 33 kursi ketua diduduki oleh KBA. Di Jawa Barat, KBA menduduki 22 dari 25 kursi ketua DPD tingkat II. Yang menarik dalam persaingan ini, banyak anggota ABRI aktif menjadi calon. Enam dari delapan ketua terpilih DPD tingkat II di Sum-Ut, misalnya, pada waktu pemungutan suara dilakukan masih berstatus anggota ABRI aktif sekalipun kemudian segera dipensiunkan. Pola pensiun dipercepat bagi anggota ABRI yang memimpin Golkar ini mengacu kepada ketentuan lima tahun lalu. Bedanya, kini usia perwira yang dipensiunkan relatif muda 8 sampai 10 tahun sebelum usia pensiun normal 55 tahun. Ketua Golkar Kodya Surabaya, Letkol Gembong Soeprojo, misalnya, pensiun dalam usia 45 tahun. Ketua Golkar Kabupaten Sidoarjo, Letkol Soetomo, menanggalkan baju dinas pada umur 47 tahun. Tentang pencalonan anggota ABRI itu, menurut Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Brigjen (Purn.) Agus Muhyidin, semata-mata kemauan peserta musda. ''Kami tidak mendikte,'' katanya kepada Achmad Taufik dari TEMPO. ''Lagi pula, semua itu masih dalam satu keluarga besar Golkar juga.'' Malah, menurut Wakil Sekjen DPP Golkar, Usman Hasan, banyak di antara mereka lebih Golkar daripada yang asli Beringin. Apa arti keberhasilan kader-kader jalur A menduduki kursi ketua DPD tingkat I dan tingkat II Golkar ini? Arbi Sanit, pengamat politik dari UI, menilai upaya jalur A menguasai Golkar di papan bawah tak lepas dari persiapan mereka untuk menggaet ketua umum pada Munas Golkar di Jakarta, Oktober depan. Ia memperkirakan seorang menteri yang masih anggota ABRI akan menggantikan Wahono, misalnya Mensesneg Moerdiono. Tapi banyak pengamat berpendapat, Harmoko-lah yang akan tampil sebagai Ketua Umum DPP Golkar nanti. Apakah dia akan memimpin anggota Golkar dari ABRI di jajaran bawah, beberapa pengamat memang melihat begitu. Agus Basri, Zed Abidien, dan Sarluhut Napitupulu