Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY, mengungkapkan kekecewaannya terhadap cara komunikasi calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan. SBY kecewa karena Anies tak menyampaikan keputusan soal pemilihan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar, sebagai calon wakil presiden.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SBY menyatakan bahwa dirinya tak mendengar langsung dari Anies soal penetapan Muhaimin sebagai cawapres itu. Padahal, menurut SBY, Anies sempat menyampaikan kepadanya pada saat berkunjung ke Cikeas 25 Agustus lalu bahwa dia akan mengumumkan pasangan capres dan cawapres dari Koalisi Perubahan seperti yang sudah diputuskan sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SBY tak menyebutkan siapa sosok cawapres tersebut, namun dalam laporan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, terungkap bahwa Anies telah memilih Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, sebagai cawapres pendampingnya sejak Juni lalu.
"Tiga hari kemudian, yang kita dapatkan sesuatu yang sangat mengejutkan," kata SBY dalam pidatonya dalam rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 1 September 2023.
SBY sebut Anies kerap menemuinya
Padahal, menurut SBY, komunikasinya dengan Anies Baswedan berjalan cukup baik. Dia menyatakan Anies sempat berkunjung dua kali ke Cikeas dan satu kali ke kediamannya di Pacitan, Jawa Timur. Selain itu, mereka juga sempat bertemu di Malang, Jawa Timur.
"Dengan kejadian seperti itu, tidak ada satu kata pun disampaikan kepada saya, dan tentu kepada ketua umum kita. Saya sebagai orang tua, kok jadi begini?" kata SBY.
Rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat ini digelar untuk mengambil sikap partai tersebut setelah Anies disebut menyetujui pilihan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, untuk menjadikan Muhaimin sebagai calon wakil presiden.
Demokrat tak dilibatkan dalam penentuan cawapres Anies
Riefky menyatakan bahwa keputusan itu diambil tanpa melibatkan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai anggota Koalisi Perubahan dan Persatuan. Demokrat pun merasa kecewa karena sebelumnya Anies sempat menyampaikan akan memilih AHY sebagai cawapres.
Tak hanya itu, Riefky menyatakan bahwa Anies tak menyampaikan langsung keputusan itu kepada mereka, melainkan melalui anggota Tim 8 Sudirman Said.
Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Alfian Mallarangeng, pun mengumumkan dua poin hasil rapat. Demokrat secara resmi mencabut dukungan kepada Anies Baswedan dan tak lagi bergabung dalam Koalisi Perubahan.
"Setelah rapat, Majelis Tinggi Partai memutuskan sebagai berikut; yang pertama, Partai Demokrat mencabut dukungan kepada Saudara Anies Baswedan sebagai (bakal) calon presiden dalam Pilpres 2024. Kedua, Partai Demokrat tidak lagi berada dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) karena telah terjadi pengingkaran terhadap kesepakatan yang dibangun selama ini," kata Andi saat menyampaikan hasil rapat.