Konflik Aceh tak juga reda dan terus meminta korban jiwa. Kamis pekan lalu, Sekretaris Da-erah (Sekda) Kabupaten Aceh Utara, Muchlis Ali, tewas ditembak orang tak dikenal. Pria berusia 47 tahun itu sedang berangkat menuju kantornya ketika Toyota Kijang BL-926 yang ditumpanginya dicegat empat orang yang mengendarai dua sepeda motor. Lokasi pencegatan hanya 300 meter dari rumah korban, di Jalan H. Nafi Desa Meunasah Masjid, Kecamatan Muaradua, atau hanya 100 meter dari Mapolres Aceh Utara.
Pelaku meminta korban keluar dari mobil dan ikut dengan mereka. Karena menolak, pelaku melepaskan tembakan dengan pistol dan mengenai lutut kanan korban. Saat terjatuh, pelaku melepas dua tembakan lagi ke bagian kepala, lalu melarikan diri. Luka di kepala inilah, menurut Kepala RS Kesrem Lhokseumawe, dr. Jamaluddin, yang menyebabkan korban tewas.
Kematian Muchlis ini mengejutkan masyarakat Aceh Utara. Banyak warga langsung melayat ke rumah sakit atau ke rumah korban. Ia selama ini dikenal sebagai pejabat yang bersih dan dekat dengan banyak kalangan. Karena itu, pihak aparat keamanan belum bisa memastikan motif dan pihak di balik serangan itu. Polisi sendiri baru meminta keterangan dari Abdul Malik, sopir korban yang menjadi saksi peristiwa itu.
Komandan Satuan Tugas Penerangan Kolakops TNI di Aceh, Letkol Firdaus, memperkirakan pembunuhan itu berlatar belakang pembagian proyek di Aceh Utara. Menurut keterangan orang dekat korban, Muchlis pernah men-dapat ancaman melalui telepon berkait dengan hal itu. Dugaan itu dikuatkan Gubernur Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Wilayah Pase, Abu Said Adnan. Abu Said sendiri membantah pihaknya berada di balik penembakan terhadap Muchlis. Ia menjamin, orang seperti korban bukanlah musuh bagi GAM.
Agus Hidayat, Prasidono L., dan Tempo News Room
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini