Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Resimen Mahasiswa atau Menwa tengah menjadi sorotan. Hal ini karena kasus meninggalnya GE, salah satu mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) ketika mengikuti pra pendidikan dasar (Pradiksar) yang diadakan oleh Batalyon Menwa UNS.
Meninggalnya GE mendapat sorotan publik karena berdasarkan hasil autopsi ditemukan tanda-tanda kekerasan pada jasad GE dan kekerasan yang dialami oleh GE membuat saluran otak tersumbat dan mengakhiri hidup dari GE.
Atas hal ini, pihak kepolisan sudah memeriksa anggota Menwa UNS dan pihak UNS pun sudah mengonfirmasi hal tersebut dan menyatakan akan melakukan evaluasi besar-besaran karena terjadinya hal ini mencoreng citra pendidikan tinggi yang harus mengedepankan nilai humanisme.
Selain itu, aksi solidaritas terhadap GE pun bermunculan, salah satunya adalah aksi yang digalang oleh Mahasiswa UNS dengan berkumpul di Boulevard UNS yang menuntut kepada pihak kampus dan juga kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini dan jangan sampai kasus ini selesai atas nama kekeluargaan.
Di media sosial pun perbincangan mengenai Menwa menjadi ramai. Bahkan, di Twitter kata kunci Menwa menjadi trending topic dan kebanyakan dari mereka mengecam dan menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh Menwa UNS. Sebagian dari mereka juga ada yang membagikan cerita mereka ketika bergabung dengan Menwa dan sebagian isi cerita tersebut kebanyakan menceritakan mengenai kekerasan fisik yang dialami ketika bergabung di dalam Menwa.
Ada juga netizen yang bertanya maksud dari baret ungu yang dikenakan oleh anggota Menwa. Baret ungu memang menjadi ciri khas dari Menwa di seluruh Indonesia. Baret ungu ini mempunyai tiga arti, yaitu mulia, berpengalaman, dan terpelajar.
EIBEN HEIZIER
Baca: Mahasiswa UNS Tewas Saat Diklatsar Menwa, Sejak Kapan ada Resimen Mahasiswa?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini