Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Seri Membedah Media Massa: Bagaimana Agenda Setting Memengaruhi Opini Publik

Agenda setting di media massa sadar atau tidak bisa mengalihkan atensi publlik, biasanya hal ini banyak dilakukan ketika terjadi gejolak politik.

16 Februari 2025 | 19.12 WIB

Ilustrasi koran. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi koran. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Media massa mempunyai peran vital dalam menyajikan sebuah berita sekaligus memiliki kekuatan untuk memengaruhi bagaimana informasi tersebut diterima khalayak, dalam Ilmu Komunikasi kemampuan ini disebut sebagai teori agenda setting.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dilansir dari Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi Bisnis dalam artikel berjudul “Agenda Setting dalam Isu-isu Kontemporer di Seluruh Dunia” media disebut sangat berperan dalam proses pembingkai berita-berita dan menjadikan berita-berita tersebut dianggap penting untuk dikonsumsi khalayak luas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Adapun, orang yang ada dibalik teori agenda setting adalah Walter Lippman, ia adalah seorang jurnalis yang terkenal di Amerika Serikat pada 1922. 

Lippmann, dalam memberikan suatu gambaran pengaruh media massa, memberikan contoh bagaimana seorang individu yang seharusnya menjadi musuh saat negaranya sedang berperang. Namun sebaliknya, alih-alih menjadi musuh, tanpa memiliki akses informasi tentang perang melalui media, para individu tersebut mampu hidup rukun di pulau terpencil. 

Berdasarkan hal tersebut, Lippmann menunjukkan bagaimana media massa dapat mengatur agenda tertentu yang dapat mempengaruhi opini publik.

Definisi lain mengenai agenda setting dalam tinjauan komunikasi menurut Bernard C. Cohen pada 1963 menyebut bahwa pers mungkin tidak selalu berhasil dalam setiap waktu untuk memberi  tahu bagaimana orang-orang seharusnya berpikir, namun selalu berhasil sukses dalam memberi tahu pembaca apa yang harus dipikirkan.

Lebih lanjut, Little John mendeskripsikan bahwa teori agenda setting memiliki dua asumsi yang pertama, masyarakat pers dan media massa tidak mencerminkan kenyataan, mereka menyaring dan membentuk isu. Kedua, konsentrasi media massa hanya pada beberapa masalah masyarakat untuk ditayangkan sebagai isu-isu yang lebih penting.

Menurut asumsi ini, media massa dianggap hanya fokus pada masalah-masalah yang harus dianggap penting oleh khalayak. Selain itu, pers dan media dianggap tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya.

Dengan kekuatannya, media mempunyai kemampuan untuk menggiring masyarakat pada isu-isu yang dianggap penting, hal ini sering terjadi ketika terjadi gejolak politik di suatu negara. Adapun, politik selama ini telah berkutat di sekitar media termasuk penerapan agenda setting. Karenanya, baik dalam pembentukan kebijakan publik hingga upaya menggiring opini atau fokus masyaraat terhadap sebuah isu, agenda setting sering kali dilakukan. 

Kendati demikian, Dosen Ilmu Politik Universitas Udayana (Unud) Efatha Filomeno Borromeu Duarte menyebut, agenda setting tidak menyelesaikan akar masalah melainkan hanya upaya untuk meredam suatu situasi dengan isu lainnya. Selain itu, kata dia media massa punya peran besar agar masyarakat tidak terdistraksi.

“Kita harus melihat dulu kondisi sosialnya bagaimana, terus yang paling penting dengan situasi atau cipta situasi agenda setting ini adalah transparansi media apabila media lagi dalam kondisi benar-benar memplototi isu tersebut, maka upaya penggiringan opini publik dengan teknik agenda setting ini juga tidak berhasil,” kata dia saat dihubungi Tempo pada Kamis, 6 Februari 2025.

Selain itu, dia menilai efektifitas agenda setting cenderung jangka pendek. “Rata-rata biasanya efektivitas agenda seting itu jangka pendek, karena kalau misalkan komunikasi yang dibangun itu tidak koheren, tidak komperhensif dan tidak rapi ketika bermain, maka hal itu malah tidak begitu efektif membentuk opini publik yang sebenarnya lagi dituju, maka dari itu resiko atau kemungkinan untuk gagalnya juga sangat tinggi," kata dia.

Adapun, pada ranah politik, dia menjelaskan, dalam menyusun kerangka kebijakan publik, agenda setting juga menjadi bagian yang vital dan dilakukan pada tahap awal bahkan sebelum perumusan kebijakan dilakukan.

“Jadi akan ada isu-isu yang dipilih atau diangkat sebelum kebijakan itu dikeluarkan, biasanya menjadi langkah cek wave lah,” kata dia.

Hal ini, menurut Efata dilakukan untuk menilai bagaimana respons masyarakat terhadap kebijakan yang akan diluncurkan. 

Ni Kadek Trisna Cintya berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Membedah Agenda Setting: Fungsi dan Peran Media Massa 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus