Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Soal Pancasila, Rocky Gerung: Indonesia Tradisinya Debat

Kata Rocky Gerung, banyak pihak tak mau membahas Pancasila secara kritis dan tak mau diskursus soal itu dielaborasi.

5 Desember 2019 | 17.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pengamat politik Rocky Gerung usai menjalani pemeriksaan di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, pada Selasa, 3 Desember 2018. TEMPO/Adam Prireza

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Rocky Gerung mengatakan pernyataannya yang terbaru soal Pancasila untuk menyadarkan masyarakat bahwa Indonesia tertinggal dalam bidang pedagogi kritis.

"Kita tertinggal di dalam critical pedagogy, pedagogi kritis. Itu poinnya," kata Rocky kepada Tempo pada Rabu lalu, 4 Desember 2019.

Menurut pengamat politik itu, banyak pihak yang tak mau membahas Pancasila secara kritis dan tak mau diskursus tentang Pancasila dielaborasi.

"Kalau (ada orang) ngomong, lapor polisi. Itu bukan tradisi demokrasi dan bukan tradisi Indonesia. Indonesia tradisinya adalah debat."

Dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa lalu, Rocky Gerung menyebut Presiden Jokoei tak memahami Pancasila. Atas pernyataan itu, politikus PDIP Junimart Girsang mengancam melaporkan Rocky ke Polisi.

"Kalau kita kritis, waktu kita tersinggung dengan satu isu, jalan keluarnya adalah naikkan abstraksi. Bukan pergi ke polisi," ucap Rocky, yang juga bekas dosen Universitas Indonesia.

Mengenai Junimart melaporkan dirinya ke Kepolisian, Rocky Gerung menilai itu menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia tidak memiliki analisis diskursus kritis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus