Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Suara Rakyat Setelah 40 Tahun

Hasil pengumpulan pendapat (poll Tempo) tentang berbagai persoalan setelah 40 tahun merdeka. (nas)

17 Agustus 1985 | 00.00 WIB

Suara Rakyat Setelah 40 Tahun
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
HARI Kemerdekaan tiba. Adakah saat lain yang lebih tepat untuk merenungkan eksistensi kita sebagai bangsa? Untuk menelusuri perjalanan sejarah kita setelah 40 tahun merdeka ? Serta untuk menanyakan kembali sejumlah pertanyaan, berkisar pada persoalan apakah kita berjalan ke arah yang tepat, dan apakah yang telah tercapai sekarang ini sesuai dengan harapan rakyat? Jawaban atas pertanyaan itu, tentu saja, bisa berbeda, bergantung pada siapa yang menjawabnya. Namun, betapa pentingnya untuk menjawab sederet pertanyaan itu. Sebagai media massa, TEMPO juga berusaha memonitor suara rakyat tersebut. Caranya: lewat pengumpulan pendapat umum, yang telah beberapa kali dilakukan setiap menjelang 17 Agustus. Tahun ini upaya mengukur getaran yang hidup di tengah masyarakat itu dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada hampir seribu orang yang mewakili berbagai profesi, usia, dan daerah tinggal. Seperti tahun-tahun yang silam, tanggapan terhadap angket yang disebarkan itu sangat baik. Lebih dari 94 persen responden menjawab daftar pertanyaan itu Sekitar 5 persen lagi juga menjawab, tapi terlambat masuk, hingga tidak diperhitungkan Masalah komunikasi menyebabkan sebagian besar responden berasal dari daerah yang mudah dicapai: Jawa dan Sumatera, sedangkan provinsi lainnya memperoleh jatah sedikit, hanya sekitar 12 persen. Sekitar separuh (53 persen) responden adalah kaum muda, berumur 21-30 tahun, sedang yang berusia 31-40 tahun berjumlah seperempatnya (24 persen). Dilihat dari jenis pekerjaan, hampir 33 persen pengisi angket adalah pelaiar/mahasiswa, sedang pegawai negeri/ABRI 18 persen, sama dengan karyawan swasta yang juga 18 persen. Mereka yang menganggur, yang jumlahnya cukup besar, tak dilupakan. Sekitar 7 persen dari responden ternyata mengaku tidak bekerja. Tidak semua penjawab angket adalah pelanggan TEMPO. Yang mengaku berlangganan TEMPO, atau membeli eceran, sekitar 40 persen. Hampir 10 persen menjawab: tidak pernah membaca TEMPO. Pertanyaan yang diajukan terbagi dalam dua kelompok. Ada beberapa pertanyaan yang baru kali ini diajukan, mengenai sejumlah masalah yang aktual, misalnya mengenai akibat kemelut dalam parpol dan prospek mereka pada pemilu mendatang. Sejumlah pertanyaan lainnya adalah pengulangan tahun-tahun sebelumnya. Ini memang disengaja, untuk mengukur apakah telah terjadi perubahan pendapat umum. KEADAAN EKONOMI Di tengah keluhan bahwa situasi ekonomi lesu disertai berbagai ramalan suram tentang prospek ekonomi Indonesia, jawaban yang diperoleh dari para responden terbukti lain: sebagian besar di antara mereka ternyata optimistis, meski situasi ekonomi rumah tangga mereka tidak banyak berubah dibanding tahun lalu. Itu terlihat dari jawaban atas pertanyaan: Menurut Anda, bagaimana masa depan ekonomi Indonesia? Cerah dan baik .................. 32,58% Tetap begini saja ............... 23,42% Suram dan merisaukan ............ 18,10% Tidak tahu ...................... 23,96% Mungkin situasi ekonomi Indonesia, yang dirasakan masyarakat, tidak seburuk yang digambarkan atau diramalkan. Itu terlihat pada jawaban atas pertanyaan berikut: Kalau Anda bandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, bagaimana keadaan ekonomi rumah tangga Anda dalam 1985 ini? Dibanding tahun lalu Lebih baik....................... 32,80% Sama saja........................ 52,82% Lebih buruk ..................... 9,90% Dibanding 2 tahun lalu Lebih baik....................... 34,82% Sama saja ....................... 47,17% Lebih buruk...................... 10,11% TENAGA KERJA Toh tampaknya masyarakat memang menyadari keadaan ekonomi kita lesu terbukti dari tanggapan atas pertanyaan: Bagaimana tingkat pengangguran di tahun yang akan datang ini? Semakin bertambah................ 63,25% Semakin berkurang................ 3,19% Sama dengan sekarang............. 5,32% Tergantung tindakan pemerintah... 25,45% Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi penganguran? Membuka lapangan kerja baru, sesuai dengan tingkat kemampuan para pencari kerja........................ 60,38% Meningkatkan kualitas - para pencari kerja agar memenuhi persyaratan............................... 23,96% Meningkatkan pengiriman tenaga kerja keluar negeri.................................... 5,64% Apakah jawaban itu bisa diartikan bahwa kebijaksanaan mengirimkan tenaga kerja keluar negeri, buat para responden, kini dianggap kurang populer? Namun, perlu diingat, pada 1984, di tengah ramainya perbedaan pendapat mengenai pengiriman TKI ke Timur Tengah, 55,2% dari responden menganggap pengiriman itu bermanfaat karena dianggap bisa mengurangi pengangguran di dalam negeri. Poll TEMPO kali ini juga mengungkapkan, pegawai negeri kini tidak lagi menjadi impian para muda kita, seperti terlihat dari jawaban berikut. Yang menarik, profesi ilmuwan ternyata memukau sejumlah responden. Menjadi petani juga kurang diminati, sedang yang paling kurang menarik adalah menjadi nelayan. Hasil selengkapnya: Lapangan kerja apa yang paling Anda dambakan? Pegawai negeri................... 23,64% Pedagang/wiraswastawan........... 24,38% Petani .......................... 1,59% Pegawai perusahaan asing ........ 7,34% Ilmuwan.......................... 18,10% Tentara/polisi .................. 1,17% Seniman.......................... 1,38% KRIMINALITAS Gangguan keamanan, berupa kejahatan yang dilakukan dengan kekerasan, yang dulu menurun, dan kini dirasakan mulai meningkat lagi, tampaknya membuat para responden menganggap tingkat kriminalitas dulu dan sekarang sama saja. Sedang yang tetap dianggap penyebab meningkatnya kriminalitas adalah keadaan ekonomi. Bagaimana tingkat gangguan keamanan saat ini dibanding dulu? Semakin buruk.................... 22,68% Semakin berkurang ............... 27,15% Tidak ada bedanya ............... 28,43% Tindakan apa yang bisa mengurangi gangguan keamanan? Memperberat hukuman.............. 32,48% Memperbanyak petugas keamanan ... 8,94% Memperbaiki keadaan ekonomi ..... 40,68% Tembak di tempat ................ 8,41% Kecilnya jumlah responden yang menilai bermanfaatnya cara tembak di tempat untuk mengurangi tingkat gangguan keamanan mungkin bisa dijadikan indikator bahwa cara drastis seperti itu tampaknya kurang disetujui. Namun, para responden menganggap, hukuman mati pantas diterapkan terhadap pelaku kejahatan lain: korupsi dan pengedar narkotik. Siapa saja yang pantas ditembak mati? Koruptor kelas berat............. 30,35% Segala macam koruptor............ 13,41% Pengedar narkotik................ 20,87% Pengusaha yang menyuap pejabat .. 5 % Pemerkosa ....................... 2,98% ANCAMAN Tapi korupsi, sebagai ancaman bahaya ternyata dikalahkan oleh ancaman lain yang dianggap paling membahayakan: bangkitnya kembali PKI. Sebagian besar responden menganggap yang terakhir ini bahaya utama. Hal ini sangat menarik karena sebagian besar pengisi angket ini masih berusia sangat muda tatkala peristiwa G-30-S/PKI terjadi, toh mereka tetap was-was terhadap sisa PKI. Apakah ini bisa diartikan bahwa kewaspadaan terhadap kemungkinan bangkitnya kembali PKI cukup tinggi ataukah "kampanye" sejumlah pejabat keamanan tentang bahaya PKI cukup berhasil? Bahaya dari dalam negeri mana yang paling mengancam bangsa? Bangkitnya kembali PKI .......... 33,65% Korupsi.......................... 18,42% Penyalahgunaan wewenang.......... 15,44% Makin lebarnya jurang kaya dan miskin....................... 10,64% Narkotik......................... 7% Islam radikal.................... 0,9% Kebudayaan Barat................. 1,49% Jawaban di atas tidak banyak berbeda dengan tahun silam. Waktu itu, responden yang menganggap bangkitnya PKI sebagai ancaman terbesar 29,7%, sedang yang memilih korupsi dan penyalahgunaan wewenang sebagai ancaman terbesar, masing-masing 24,5% dan 19,5%. Bagaimana dengan ancaman dari luar? Negara mana yang paling mengancam Indonesia dalam waktu mendatang? RRC ............................. 28,80% Uni Soviet....................... 23,64% Vietnam.......................... 9,63% Amerika Serikat ................. 6,76% Jepang .......................... 6,33% Australia ....................... 4,31 % PNG ............................. 4,79% Dibandingkan dengan poll TEMPO 1984, kelihatan ada perubahan pendapat umum. Tahun lalu, urutan negara yang paling mengancam adalah: Uni Soviet, RRC, Vietnam, Australia, AS, PNG, dan Jepang. Kini, meski Vietnam dianggap menduduki peringkat ketiga, persentasenya jauh menurun dibanding tahun lalu (25,5%). Jepang, yangtahun lalu menempati peringkat ke-7, kini naik menjadi ke-5. SITUASI POLITIK Dalam Pemilu 1987 mendatang, diperkirakan akan ada 17 juta pemilih baru. Peranan mereka, tentu saja, sangat penting dan bisa mempengaruhi perimbangan suara. Karenanya, menarik sekali bila bisa diketahui sikap politik mereka, tentang berbagai masalah yang aktual. Misalnya lewat pertanyaan: Beberapa tahun terakhir ini PDI dan PPP terkena kemelut intern antara para pemimpinnya. Apakah perpecahan itu akan mempengaruhi hasil suara mereka dalam pemilu 1987 nanti? Ya .............................. 64% Tidak............................ 14,48% Tidaktahu ....................... 20,63% Bagaimana prospek kedua parpol tersebut dalam pemilu 1987? Mereka dapat merebut kursi lebih banyak di DPR/MPR ............... 9,69% Kursi mereka di DPR/MPR akan lebih sedikit ................... 39,29% Kursi mereka sama dengan sekarang ........................ 11,07% Kursi PDI bertambah, sedang PPP berkurang.................... 10,33% Kursi PPP bertambah, sedang PDI berkurang ................... 6,6% Tidak tahu ...................... 20,34% Setelah disahkannya UU Keormasan, dan hampir semua ormas menerima Pancasila sebagai asasnya, apakah pertentangan ideologi di waktu mendatang masih tetap berlangsung? Tetap ada........................ 15,44% Berkurang........................ 23% Pertentangan akan hilang ........ 4,68% Tetap ada, tapi dalam bentuk lain...................... 42,27% Tidak tahu....................... 12,99% REGENERASI Dalam tahun 1980-an ini, regenerasi kepemimpinan - terutama dalam ABRI -akan dirampungkan. Selama ini sering dipersoalkan tipe kepemimpinan yang cocok untuk Indonesia, serta umur produktif seorang pemimpin. Tipe kepemimpinan bagaimana yang diperlukan Indonesia di masa mendatang, disaat alih generasi terjadi? Yang demokratis.................. 67,94% Yang idealistis.................. 12,56% Pragmatis ....................... 7,88% otoriter......................... 1,70% Di masa mendatang, pada umur berapakah seseorang sudah dapat dipercaya menjadi pemimpin? Umur 20-an ...................... 1,17% Umur 30-an ...................... 12,99% Umur 40-an ...................... 45,47% Umur 50-an ...................... 26,51 % Umur 60-an ...................... 2,98% Tidak bergantung pada umur ...... 10,22 % Pada umur berapa sebaiknya seorang pemimpin mengundurkan diri? Umur 80-an ...................... 6,60% Umur 70-an ...................... 36,63% Umur 60-an ...................... 43,23% Umur 50-an ...................... 7,45%

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus