Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Sumpah Mahasiswa dan Lagu Darah Juang Bergaung dalam Aksi Indonesia Gelap

Sumpah Mahasiswa dan Lagu Darah Juang masih jadi primadona dalam setiap aksi mahasiswa unjuk rasa, termasuk di Indonesia Gelap. Begini bunyinya.

22 Februari 2025 | 16.13 WIB

Aliansi Badan Ekskutif Mahasiswa Seluruh Indonesia melakukan aksi demonstrasi Indonesia Gelap di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, 20 Februari 2025. Tempo/Martin Yogi Pardamean
Perbesar
Aliansi Badan Ekskutif Mahasiswa Seluruh Indonesia melakukan aksi demonstrasi Indonesia Gelap di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, 20 Februari 2025. Tempo/Martin Yogi Pardamean

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Sumpah Mahasiswa dan lagu Darah Juang tidak pernah absen dalam setiap aksi yang dilakukan mahasiswa. Kedua hal itu mampu membangkitkan semangat mahasiswa yang rela turun ke jalan, seperti yang terjadi pada aksi bertajuk Indonesia Gelap dalam sepekan ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Bukan tanpa sebab, isi keduanya mengajak mahasiswa untuk sadar terhadap kewajibannya sebagai kaum intelektual yang kritis, beretika, dan menjunjung tinggi integritas, tanpa melupakan kewajibannya sebagai bagian dari masyarakat.

Nyanyian ”Darah Juang” yang Heroik

Lagu yang diciptakan oleh empat alumni Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM), John Tobing, Web Warouw, Dadang Yuliantoro, dan Andi Munajat itu menjadi bahan bakar tersendiri bagi mahasiswa saat melakukan demonstrasi. Lalu, pada 1 April 2015, grup musik Marjinal kembali mempopulerkannya lewat unggahan di kanal Youtube Marjinal TV.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dikutip dari Antaranews, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB sekaligus Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia, Muhaimin Iskandar dalam agenda Satu Juta Jubir Desa AMIN di Depok pada 7 Desember 2023, menyebut lirik lagu Darah Juang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia. Menurutnya, keadaan masyarakat saat ini seharusnya tidak seperti tiap lirik yang ada pada lagu tersebut.

Belum lama ini, Menteri Sekretaris Negara atau Mensesneg Prasetyo Hadi turun langsung menemui massa aksi "Indonesia Gelap" yang berkumpul di area Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta. Ia tiba di lokasi aksi pada Kamis, 20 Februari 2025 sekitar pukul 18.00 WIB.

Selain memberikan beberapa pernyataan mewakili pemerintah, Prasetyo terlihat ikut mengepalkan tinjunya ke atas saat mahasiswa meneriakkan jargon 'Hidup Mahasiswa'. Prasetyo bahkan ikut menyanyikan lagu Darah Juang yang biasa dilantunkan dalam aksi demontrasi. 

Berikut lirik dari lagu Darah Juang:

Di sini negeri kami
Tempat padi terhampar
Samuderanya kaya raya
Tanah kami subur tuan...

Di negeri permai ini
Berjuta rakyat bersimbah luka
Anak buruh tak sekolah
Pemuda desa tak kerja...

Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Tuk bebaskan rakyat...
Mereka dirampas haknya
Tergusur dan lapar
Bunda relakan darah juang kami
Padamu kami berjanji...

Lirik lagu tersebut menggambarkan kenyataan yang dialami masyarakat terkait kepedihan hidupnya. Keprihatinan itulah kemudian mengajak mahasiswa untuk berjuang di garis perlawanan dengan turun ke jalan.

Junjung Tinggi Etika dalam Sumpah Mahasiswa

Pada peringatan Hari Sumpah Pemuda di Gedung Litbang FISIPOL, Sekip, UGM pada 1988, mahasiswa Fakultas Hukum UGM angkatan 1984, Afnan Malay mengucapkan Sumpah Mahasiswa yang hingga hari ini tetap digaungkan pada berbagai aksi demonstrasi. Dilansir dari news.detik.com, Afnan mengungkap jika inspirasi Sumpah Mahasiswa diambil dari Sumpah Pemuda yang diucapkan puluhan tahun silam oleh berbagai aliansi pemuda yang berkumpul di Batavia.

Sumpah Mahasiswa pertama kali diucapkan oleh Afnan sedikit berbeda dengan yang dikenal, bunyinya seperti ini:

Sumpah Mahasiswa

Kami mahasiswa-mahasiswi Indonesia mengaku,

Bertanah air satu, tanah air tanpa penindasan.

Berbangsa satu, bangsa yang gandrung keadilan.

Berbahasa satu, bahasa kebenaran

Kemudian pada 1998, saat gerakan reformasi merebak ke mana-mana, dan muncul banyak pergerakan yang dilakukan mahasiswa di berbagai penjuru Indonesia, bunyi poin ketiga berubah narasi menjadi lebih frontal.

Adapun bunyinya sumpahnya seperti ini;

Sumpah Mahasiswa 

Kami mahasiswa Indonesia bersumpah; Bertanah air satu; Tanah air tanpa penindasan.

Kami mahasiswa Indonesia bersumpah; Berbangsa satu; Bangsa yang gandrung akan keadilan.

Kami mahasiswa Indonesia bersumpah; Berbahasa satu; Bahasa tanpa kebohongan.

Berisikan tiga poin, Sumpah Mahasiswa hingga saat ini masih menjadi landasan moral mahasiswa dalam bersikap dan beretika. 

Vedro Imanuel Girsang ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus