Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan tampil beda saat mengikuti rapat kabinet paripurna terakhir di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2019. Luhut datang dengan mengenakan kopiah dipadu kemeja lengan panjang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi di kantor saya, dibuat aturan setiap Kamis kita memakai pakaian daerah masing-masing. Ini, kan, saya pakai (pakaian) Batak. Minggu lalu saya pakai Betawi. Supaya kita bangga dengan budaya. Di Batak kan juga pakai kopiah," ujarnya saat ditemui usai rapat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penampilan Luhut ini berbeda dibanding sebelumnya saat ia sering datang ke Istana. Luhut biasa membiarkan kepalanya terbuka tanpa topi dan sejenisnya.
Selain Luhut, menteri yang biasa tak memakai kopiah namun kali ini mengenakannya adalah Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Ia menjelaskan masih mengenakan kopiah lantaran habis menemani Wakil Presiden Jusuf Kalla berkunjung ke Pondok Pesantren Gontor. "Tadi habis dari Gontor," ucapnya.
Kopiah atau songkok merupakan topi tradisional di Indonesia. Memiliki nama lain peci, kopiah juga identik dengan umat Islam.
Dari pakaian tradisional, kopiah menjadi bagian dari pakaian nasional. Dalam Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2018 tentang Tata Pakaian Pada Acara Kenegaraan dan Acara Resmi, pemakaian peci ikut disebut.
Dalam Pasal 5 Perpres tersebut, jenis pakaian lain yang dapat digunakan dalam acara kenegaraan dan acara resmi adalah pakaian sipil nasional berupa jas beskap tertutup dan memakai saku, celana panjang berwarna sama dengan jas, sarung fantasi, dan peci nasional.