Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Masjid El Syifa di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, memiliki fasilitas yang ramah bagi jamaah penyandang disabilitas. Masjid ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung yang menunjang penyandang disabilitas dalam beribadah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca: Salat di Masjid Ini, Hilang Sandal Sampai Sepeda Motor Diganti
Ketua Dakwah Keluarga Masjid El Syifa, Muhidin mengatakan masjid tersebut memiliki tempat wudhu yang berbeda dengan masjid pada umumnya. "Tempat wudhu di masjid ini didesain agar terakses bagi penyandang disabilitas," ujar Muhidin saat diwawancara dalam kunjungan komunitas Jakarta Barrier Free Tourism atau JBFT di masjid El Syifa, Sabtu 18 Mei 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Beberapa fasilitas di masjid yang membuka akses jemaah penyandang disabilitas antara lain lantai ramp dalam setiap akses di ruangan, tiang pegangan atau hand rail dari tempat wudhu ke dalam masjid yang dapat membimbing tunanetra atau pengguna kursi roda masuk ke dalam masjid. Lantai marmer pada masjid yang dikenal dengan sebutan Masjid Umar, ini juga bertekstur agar tidak licin saat dilewati oleh jamaah difabel.
Bagian paling unik dari Masjid El Syifa adalah tempat wudhunya yang berbeda dengan masjid lain. Di Masjid El Syifa, jemaah tak perlu naik ke atas undakan untuk mengambil air wudhu. Mekanisme yang digunakan berupa bak alumunium yang dapat ditarik ke dalam dan ke luar.
Pengunjung berwudu di masjid ramah disabilitas, Masjid El Syifa, Ciganjur, Jakarta Selatan, 18 Mei 2019. Masjid ini menyediakan tempat wudu dan salat yang mudah diakses jamaah penyandang disabilitas. TEMPO/Cheta Nilawaty
Pada setiap tempat wudhu terdapat dua keran air. Keran air di atas untuk membasuh bagian tangan ke atas, dan keran air di bawah untuk membasuh kaki. Keran di bagian bawah berbentuk shower sehingga gagangnya bisa diarahkan ke mana saja.
Baca juga: Ngabuburit, Yuk Wisata Religi di 3 Masjid Unik di Jakarta Ini
Seorang pengurus Masjid El Syifa yang bertangung jawab pada bagian teknis bangunan, Sukamto mengatakan konsep bak wudhu yang bisa ditarik ke dalam dan ke luar bertujuan pengguna kursi roda mudah mengakses air wudhu tanpa khawatir kecipratan air. "Bak wudhu itu juga bisa dipangku oleh pengguna kursi roda sehingga tidak perlu mencondongkan badan ke depan saat berwudhu," ujar Sukamto.
Di dalam tempat wudu juga tersedia lantai karet anti-slip agar jemaah yang menggunakan tempat tersebut tidak tergelincir karena lantai licin. Di dalam tempat wudu juga terdapat kamar mandi yang memberi ruang bagi pengguna kursi roda untuk melakukan manuver. Kamar mandi tersebut juga dilengkapi pintu geser dan tombol panik, apabila terjadi sesuatu di dalam kamar mandi.
Pengunjung salat di Masjid El Syifa yang ramah disabilitas, Ciganjur, Jakarta Selatan, 18 Mei 2019. Masjid ini menyediakan tempat wudu dan salat yang mudah diakses jamaah penyandang disabilitas. TEMPO/Cheta Nilawaty
Sekretaris Dewan Kemakmuran Masjid El Syifa, Hadi Syaifullah mengatakan penyediaan akses bagi jemaah dengan disabilitas dimulai pada Desember 2018. Selain perintah agama, penyediaan aksesibilitas bagi difabel di masjid tersebut dilatarbelakangi banyaknya jemaah yang sudah berusia lanjut.
"Mengenai tempat ibadah terakses sudah ada dasar hukumnya dalam Islam," kata Hadi Syaifullah. Dia menceritakan bagaimana Rasulullah mengajak tunanetra untuk tetap melaksanakan salat. Pada masa itu, menurut Hadi Syaifullah, ada seorang tunanetra yang meminta keringanan untuk tidak salat berjamaah di masjid.
Rasullah sempat mengabulkan permintaan itu. Namun ketika terdengar suara azan, Rasulullah memanggil kembali tunanetra tadi dan mengajaknya salat berjamaah di masjid. "Dengan begitu, mestinya tidak ada halangan bagi penyandang disabilitas untuk beribadah di masjid. Dan kami sebagai pengurus masjid bertangungjawab menyediakan akses bagi mereka," ujar Hadi.
Dalam beberapa waktu depan, menurut Hadi Syaifullah, bukan hanya aksesibilitas di tempat wudu yang tersedia di Masjid El Syifa untuk jemaah disabilitas. Nantinya akan ada mediatron sebesar 8 x 4 meter untuk agar penyandang disabilitas bisa melihat gerakan imam, kaca mata digital yang dapat menampilkan bacaan salat imam beserta rakaatnya buat jemaah tuli. Juga akan tersedia GPS yang dapat diakses ponsel tunanetra untuk mengetahui letak beberapa ruang di masjid seluas 1.500 meter persegi tersebut.