Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

Berita Tempo Plus

Ajal dari Kluster Pasar

Pertambahan kasus positif corona di 16 provinsi masih cukup tinggi. Pasar menjadi salah satu pusat kluster.

4 Juli 2020 | 00.00 WIB

Pasar Kebon Semai, Palembang mulai dibuka sejak 7 Juni lalu setelah sempat ditutup beberapa pekan akibat 32 pedagang fositif terinveksi virus corona./Tempo/Parliza Hendrawan
Perbesar
Pasar Kebon Semai, Palembang mulai dibuka sejak 7 Juni lalu setelah sempat ditutup beberapa pekan akibat 32 pedagang fositif terinveksi virus corona./Tempo/Parliza Hendrawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • Gugus Tugas Covid-19 mengingatkan jumlah kasus positif di sejumlah daerah masih tinggi.

  • Sebanyak enam orang positif corona setelah menghadiri acara akad perkawinan di Semarang.

  • Empat orang dalam keluarga paramedis di Sampang, Madura, meninggal karena Covid-19.

MEMAKAI baju hazmat, sejumlah petugas Dinas Kesehatan Kota Semarang mendatangi Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, pada Rabu, 17 Juni lalu. Di halaman sekolah dasar di kelurahan itu, mereka mengadakan tes usap massal. Enam hari sebelumnya, Ahmad Khotib mendatangi akad pernikahan yang digelar di kampung itu. Belakangan, ditemukan ada yang terjangkit virus corona.

Khotib, 41 tahun, ikut mengikuti tes di halaman sekolah. Beberapa jam kemudian, Dinas Kesehatan Semarang menyatakan dia positif corona. Khotib langsung mendirikan tenda di dalam ruang tamu di rumahnya. Di tenda itu, dia mengisolasi diri. “Saya tak merasakan gejala sakit apa-apa. Bahkan petugas kesehatan masih membolehkan saya merokok dan minum kopi,” ujar Khotib di Semarang pada Kamis, 2 Juli lalu.

Khotib tak yakin tertular virus corona dari acara perkawinan tetangganya. Menurut dia, akad itu diselenggarakan dengan mengikuti protokol kesehatan. Ia menyaksikan proses ijab kabul di dalam rumah mempelai cuma dihadiri enam orang. Tamu lain berjumlah tak lebih dari 20 orang dan menunggu di pelataran. Sahibulbait juga menyediakan air, sabun, cairan pembersih tangan, dan masker. Belakangan, tes kedua dan ketiga Khotib menunjukkan hasil negatif.

Kluster akad perkawinan di Semarang bermula ketika orang tua dan adik pengantin perempuan sama-sama mengeluh batuk dan demam dua hari setelah akad atau pada 13 Juni lalu. Hamid Zainusshofi, sepupu mempelai wanita yang juga hadir dalam acara tersebut, menjelaskan bahwa hari itu juga mereka bersama-sama berobat ke Rumah Sakit Islam Sultan Agung.

Sebelum ke rumah sakit, adik mempelai perempuan sempat menjalani tes cepat di sebuah klinik swasta dan hasilnya negatif. Tapi, setelah melakukan foto toraks, dokter menemukan flek pada paru-paru sehingga merujuknya ke rumah sakit. Sempat dirawat sehari, dia meninggal pada 14 Juni lalu. Sehari kemudian, ibunda pengantin wanita yang dirawat di rumah sakit juga meninggal. Menurut Hamid, perempuan 58 tahun itu mengidap infeksi rahim, selain mengeluhkan gejala sakit mirip Covid-19. Ayah pengantin wanita juga dirawat di rumah sakit. Pada 24 Juni lalu, dia dinyatakan sembuh.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebutkan hajatan perkawinan di Kelurahan Tambakrejo menjadi kluster penularan Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19. Selain empat orang itu, dua tamu disebut positif corona oleh pemerintah Semarang. Hendrar menilai penularan itu terjadi karena panitia akad tak memenuhi protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah. “Menurut laporan, tamunya lebih dari 30 orang,” dia berujar.

Sejak pagebluk corona diumumkan pertama kali pada Maret lalu, angka positif tertinggi di Semarang tercatat 256 kasus pada 11 Juni lalu. Melandai selama sepekan, angka itu melonjak menjadi 682 kasus positif pada 3 Juli lalu. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut Semarang sebagai zona merah tatkala Presiden Joko Widodo berkunjung ke provinsi itu pada 30 Juni lalu.

Lonjakan kasus juga terjadi Jawa Timur. Bersama Jawa Tengah, wilayah itu masuk daftar 16 provinsi yang kasusnya terus bertambah selama dua pekan pada pertengahan Juni lalu. Berdasarkan data di Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, rata-rata terdapat 249,4 kasus baru per hari—tertinggi di Indonesia. Salah satu daerah di Jawa Timur yang masuk zona merah adalah Kabupaten Sampang. Pada 3 Juli lalu, tercatat 117 kasus positif di Sampang.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Raymundus Rikang

Menjadi jurnalis Tempo sejak April 2014 dan kini sebagai Redaktur Pelaksana Desk Wawancara dan Investigasi. Bagian dari tim penulis artikel “Hanya Api Semata Api” yang meraih penghargaan Adinegoro 2020. Alumni Universitas Atma Jaya Yogyakarta bidang kajian media dan jurnalisme. Mengikuti International Visitor Leadership Program (IVLP) "Edward R. Murrow Program for Journalists" dari US Department of State pada 2018 di Amerika Serikat untuk belajar soal demokrasi dan kebebasan informasi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus