Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Wakil Ketua MUI Nyatakan Guyonan Zulhas tentang Salat Bukan Penistaan Agama

Wakil Ketua MUI menyebut guyonan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas bukan merupakan penistaan agama.

23 Desember 2023 | 16.43 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pendemo dari Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) saat melakukan aksi di Mabes Polri, Jakarta, Kamis 21 Desember 2023. Dalam aksinya massa mengecam Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) yang dalam video Zulhas diduga melecehkan salat. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud menyebut guyonan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas bukan merupakan penistaan. Dalam video itu yang beredar di media sosial, Zulhas mengatakan sejumlah orang tak lagi mengucapkan "aamiin" ketika imam salat selesai membaca Al-Fatihah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Marsudi mengatakan, guyonan serupa pernah disampaikan oleh Ustaz Abdul Somad, Ustaz Adi Hidayat, dan Anies Baswedan. "Sesungguhnya ger-geran (guyonan) ini sudah ada dari UAS, UAH, Anies," kata Marsudi dalam keterangan tertulis, Jumat, 22 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Marsudi, tokoh-tokoh sekaliber UAS, UAH, Anies, dan Zulhas merupakan tokoh dengan latar belakang muslim taat. Dia mengatakan mereka tidak mungkin melecehkan agama atau melecehkan mazhab. "Sebuah ucapan tergantung niat yang mengucapkannya," ucapnya.

Namun, Marsudi mengatakandiskusi yang ramai di media sosial tentang guyonan Zulhas telah berubah dari guyonan menjadi keributan. "Sesungguhnya ini kalau saya lihat dari ger-geran (guyonan) menjadi gegeran (ribut)," kata Kiai Marsudi.

Marsudi pun pun mengajak umat Islam, untuk bersama-sama menjaga diri dan saling mengingatkan agar jangan sampai menjadikan agama sebagai isu politik. Apalagi sampai mengeksploitasi isu agama sebagai senjata untuk menyerang atau menjatuhkan pihak yang tidak disukai. 

Kendati begitu, dia mengatakan berharap para pemimpin tetap mengedepankan akhlakul karimah dalam menyampaikan pesannya. Pada para jurkam pendukung, menurutnya, harus pandai memilah kata yang tepat walaupun dengan susah dalam menyampaikan pesan.

Dia menambahkan, semua orang harus bisa mengedepankan sikap membuka ruangan untuk saling tabayun, klarifikasi dan memaafkan. Dia mengatakan hal itu diperlukan jika dalam memasarkan capres-cawapres, ada kata-kata yang dimaksud untuk guyonan malah menjadi keributan.

Dalam video berdurasi 46 detik yang beredar di dunia maya, Zulhas bercerita ada orang-orang tertentu yang enggan mengucapkan "aamiin" saat imam salat selesai membaca surah Al-Fatihah. Dia mengatakan hal itu sebagai bentuk cinta kepada calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus