Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sakit Nurcholish Madjid, 65 tahun
Kesehatan Nurcholish Madjid mulai membaik. Cak Nur kini tak lagi dirawat di Rumah Sakit Singapura, dia telah kembali ke tanah air, Kamis pekan lalu. Di Jakarta, Cak Nur dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah. Pendiri sekaligus ketua Yayasan Paramadina ini mengalami gangguan pada livernya. Mula-mula dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah, kemudian menjalani operasi transplantasi pada livernya di Rumah Sakit Rakyat Taiping, Humen, Dong Guan, Provinsi Guang Zhou, RRC, pada 27 Juli tahun lalu.
Maklum, dia adalah seorang cendekiawan muslim yang memiliki kontribusi besar dalam perkembangan pemikiran sosial politik, khususnya yang berkaitan dengan Islam di negeri ini. Kecerdasan pria kelahiran Jombang, Jawa Timur, 17 Maret 1939 ini sudah terlihat sejak sekolah di Madrasah Al-Wathaniah di Mojoanyar, Jombang. Pemilik dan guru sekolah, Haji Abdul Madjid, sampai merasa kikuk. Sebab, setiap tahun dia mesti menyerahkan hadiah juara kelas kepada orang yang sama, ya Nurcholish Madjid tadi, yang tak lain adalah putranya sendiri.
Selain di madrasah, pada saat bersamaan Cak Nur muda juga menimba ilmu di Sekolah Rakyat IV, Bareng. Secara bersamaan pula dua pendidikan itu diselesaikannya pada 1953. Nurcholish aktif dan menjadi Ketua Umum PB HMI pada 1966-1971. Selanjutnya menyelesaikan S3-nya di Universitas Chicago, Amerika Serikat, 1984. Berbagai karya lahir dari buah pikirannya. Salah satu karya tulisnya berjudul Khasanah Intelektual Islam.
Dia mengenal dan bergaul dalam dunia politik melalui keluarganya yang berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama. Ayahnya, Abdul Madjid, adalah salah seorang pemimpin partai politik Masyumi. Tak mengherankan jika dunia politik juga akrab dengannya. Kendati begitu, Cak Nur hingga kini tak memilih salah satu partai politik untuk tempatnya berkarier.
"Insya Allah. Karena itu, kami bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi. Saya juga sudah membuat ombudsman daerah. Kami para pemimpin harus mawas diri, melakukan evaluasi terhadap institusinya." ?Gubernur DKI Sutiyoso menyampaikan pernyataannya di Istana Negara, Jakarta, Kamis pekan lalu, untuk menanggapi hasil survei Transparansi Internasional Indonesia, yang menetapkan DKI Jakarta sebagai daerah paling korup.
"KSAD itu bukanlah jenderal kantoran.Itu feodal, cuma memerintah seperti raja-rajaan. Prajurit mengangkut besi jembatan saja saya hadir. Kasihan prajurit, sudah gajinya kecil, pimpinannya tidak hadir. Bagaimana ceritanya?" ?Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Ryamizard Ryacudu menyampaikan pernyataannya itu dalam suatu acara di markas Kopassus Cijantung, Jakarta Timur, Selasa pekan lalu.
TEMPO DOELOE
21 Februari 1972 Presiden Amerika, Richard Nixon melakukan kunjungan muhibah ke Cina. Kunjungan itu merupakan kunjungan pertama sejak hubungan kedua negara itu membeku selama 20 tahun.
25 Februari 1964 Petinju tak diunggulkan, Clasius Clay, 22 tahun, merebut gelar juara dunia kelas berat WBA setelah mengalahkan juara bertahan Sonny Liston. Clasius Clay, yang mengubah namanya menjadi Mohammad Ali, menjadi petinju kelas berat paling legendaris.
22 Februari 1997 Ilmuwan-ilmuwan Skotlandia mengumumkan kelahiran domba pertama?diberi nama Dolly?hasil kloning hewan menyusui pertama dari sel telur domba sejenis yang dicangkokkan ke domba induk.
26 Februari 1993 Bom mobil meledak di lantai dasar World Trade Center, gedung tertinggi di New York. Ini adalah aksi teror pertama terhadap menara kembar pencakar langit. Sedikitnya lima orang tewas dan puluhan luka-luka.
23 Februari 1945 Pasukan marinir Amerika dari resimen ke-28 berhasil merebut Pulau Iwo Jima setelah bertempur selama empat hari. Pulau di utara Tokyo itu menjadi titik penting serangan udara Amerika ke Hiroshima dan Nagasaki, Agustus 1945, yang memaksa Jepang menyerah dan menyudahi Perang Dunia II.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo