Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Etalase

Bukan Kambing Biasa

30 November 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Masih kuat makan sate kam­bing? Atau ketagihan setelah pesta kambing Idul Adha, ­Jumat pekan lalu? Inilah beberapa pilihan tempat warung makan yang menawarkan menu daging kambing. Ada yang menawarkan bumbu khas, yang lainnya menawarkan kambing pilihan. Bahkan ada yang menawarkan daging kambing batibul: di bawah tiga bulan!

Jaga kolesterol Anda, please?

Jakarta
Sate Jaya Agung, Sabang

Tepat di perempatan Sabang, Jakarta Pusat, warung ini hanya menyediakan menu daging kambing. Warung yang didirikan Djali Suprapto pada 1975 ini menyajikan potongan daging kambing ukuran 2 x 2 sentimeter. Menurut Djali, warungnya memiliki resep khusus bumbu kacang yang dicampur kacang mete. Bumbu kecapnya juga pilihan. Warung selalu tampak ramai. Sehari membakar 50 kilogram daging yang dibeli dari langganan mereka di Pasar Tanah Abang. Dua puluhan pekerja dibagi dalam dua waktu kerja, melayani pelanggan pada pukul 09.00-02.00. Harga sate plus nasi Rp 29 ribu per porsi.

Tegal
Sate Batibul Bang Awi

Warung sate Bang Awi di Jalan Raya II Ujungrusi, Adiwerna, Tegal, hanya menyajikan kambing batibul alias ”di bawah tiga bulan”. Kambing usia sangat muda ini menghasilkan daging empuk dan manis. Namun potongan sate jadi agak kecil karena daging muda mengerut ketika dibakar. Warung yang dirintis sejak 1997 itu kini punya pelanggan tetap beberapa orang tokoh terkenal. Satu porsi sate kambing, terdiri atas 10 tusuk, dijual Rp 19 ribu. Dalam satu hari, 7-10 ekor kambing disembelih. Warung Bang Awi membuka dua cabang di Jakarta.

Semarang
Warung Sate 29

Warung sate ini didirikan Yap Pak Yoe pada 1960, diberi nama sesuai dengan nomor alamat di Jalan Letjen Soeprapto Nomor 29, Semarang. Warung ini punya menu sate kambing khusus yang disebut sate buntel--”buntel” dalam bahasa Jawa berarti bungkus.

Sate buntel berisi cacahan daging kambing yang dilapisi lemak tipis seperti jaring. Setelah dibakar, sate berbentuk sangat tebal seperti sosis yang menggelembung. Bumbu khusus dibuat pemilik warung, termasuk kecap. Iwan Tjandra, 31 tahun, cucu pendiri warung, mengatakan salah satu rahasia rasa sate masakannya adalah usia kambing. ”Tak terlalu tua dan tak terlalu muda,” katanya. Dalam sehari, warung ini menjual 1.500 tusuk sate. Satu porsi dijual Rp 33 ribu.

Yogyakarta
Sate Klatak

Sate kambing olahan Muhammad Sabari, 57 tahun, di Pasar Jejeran, Kecamatan Pleret, Yogyakarta, dibakar dengan cara unik. Sabari menggunakan bekas jeruji sepeda sebagai pengganti bilah bambu untuk tusuk. Hasilnya, daging sate tebal seukuran ujung jari menjadi lebih matang sampai ke dalam. Ketika sate dibakar, keluar bunyi klatak-klatak. Bunyi itulah yang kemudian dijadikan nama sate masakan Sabari. Usaha sate dibangun kakek Sabari, Ambyah, sejak 1946 dan tak memiliki bumbu khusus. Hanya dibumbui garam, sate disajikan dengan irisan tomat, mentimun, dan kol plus nasi putih. Dijual Rp 12 ribu per porsi. Warung yang kerap dijadikan tempat nongkrong seniman Yogyakarta ini memasak 15 kilogram daging kambing per hari.

Jakarta
Sate Djono Pejompongan

Memasuki pintu restoran Sate Djono Pejompongan, akan tercium aroma sedap sate bakar. Restoran Sate Djono, yang didirikan oleh Hardjono, menempatkan dapur di bagian depan. Potongan dagingnya berukuran 2 x 2 sentimeter. Rasa daging empuk, gurih, dan sedikit manis. Seporsi sate disajikan dengan irisan kol, tomat, dan bawang merah. Pembakaran sate memakai kipas tangan, bukan kipas angin, agar daging lebih matang dan bumbu meresap. Dalam satu hari, restoran ini menyembelih 4-5 ekor kambing. Harga sate seporsi, termasuk nasi atau lontong, Rp 40 ribu. Restoran buka pukul 11.00- 23.00.

Surabaya
Depot Ampel

Warung sate Depot Ampel di Jalan Wali Kota Mustajab, Surabaya, milik Nyonya Aini hanya menyediakan daging kambing tanpa lemak dan jeroan. Daging kambing yang diambil pun hanya bagian paha dan kaki. Kambing juga mesti muda dan sehat. Nyonya Aini memakai bumbu khusus campuran resep Arab dan India. ”Ini resep simpanan, tak boleh ada yang tahu,” kata Aini. Resep khusus inilah yang membuat pelanggan ketagihan. Dalam satu hari, pemilik warung menyembelih 7-9 kambing. Dengan bumbu unik dan daging yang empuk, sate dijual Rp 28 ribu per porsi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus