Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

Coto bakar udang makassar

Daeng sangkala penjual makanan coto makassar, pembelinya dari kalangan pejabat, wartawan dan orang asing. coto makassar bersaing dengan cumi-cumi, udang dan ikan bakar.

26 Juni 1971 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SETIAP pendatang dikota anging mamiri Makassar, akan mendjumpai papan-papan dengan tulisan-tulisan jang bertemakan pembangunan. Memang Patompo, demikianlah nama walikota jang kesohor itu, giat menebang kotanja. Selain papan-papan serta adjakan untuk membangun, ia djuga sibuk dengan pedagang kaki-lima jang dimana-pun sukar untuk ditertibkan. Demikianlah reporter Sjahrir Wahab mengawali laporannja tentang Makassar, tapi kali ini dari segi lain. Adapun jang lain itu bukanlah pedagang kaki lima, tapi pedagang soto jang karena sotonja, ataupun tjotonja, menduduki tempat jang unik dalam hati rakjat disini. Tjoto Makassar, begitulah nama lengkap dari makanan spesifik kota ini, bertebaran disetiap bagian Makassar dari udjung utara pelabuhan saimpai keselatan, keperbatasan kota dengan Sungggu minasa. Dari barat pantai Losari sampai ketimur Matjini. Makanan itu sendiri sederhana, tapi lidah penduduk sendiri masih menjebutnja tatkala matahari sudah menandjak disekitar djam 10.00 pagi. Dalam hal ini pegawai negerilah jang terbanjak memegang peranan. Seperti halnja orang-orang melalap sate Madura maupun gudeg Jogja, begitu pula hebat selera mereka jang menjukai tjoto Makassar. Setiap porsi tjoto jang dihidangkan mustilah dilengkapi dengan 2 buras (sematjam lontong) dan 2 ketupat. Selain itu tersedia garam dengan djeruk nipis beserta tautjo buat menggurih-kan. Satu porsi dengan 4 ketupat lazimnya bagi orang biasa sudah tjukup. Tapi kalau lidah sudah tergelintjir mereka jang nongkrong diwarung tjoto akan memesan 2 porsi lagi, bahkan bisa sampai 3-4 porsi. Begitulah menurut tjerita Daeng Sangkala seorang pendjual tjoto jang sangat laris berlokasi depan bioskop Istana. Dia telah mendjual tjoto 19 tahun lamanja. Kini dengan usaha jang semula ketjil, dia telah mempekerjakan 8 orang jang bertugas dari djam 9,00 sampai 12.00 siang hari, disanbung dari djam 17.00 sampai djam 21.00 malam hari. Tjumi-tjumi & udang. Sementars para pelajan mengantar mangkok demi mangkok kemedja tamu, Daeng Sangkala jang berperawakan gemuk sibuk menerima pembajaran tamu jang silih berganti meninggalkan medja mereka. Ketika ditanjakan tentang siapa-siapa jang datang ketempatnja jang ketjil itu ia ia mendjawab "matjam-matjam" dalam logat Makassar. Baik para pedjabat, wartawan maupun orang asing. Konon Patolpo sering menjuruh orangnja memborong tjoto Daeng Sangkala. Memang dia ini tokoh favorit dikalangan pertjotoan Orang-orang jang pernah makan tjotonja tak lupa memberi pudjian bahwa ditempatnjalah dapat ditemukan tjoto Makassar jang paling lezat nikmat. Kalau makan diwarung Padang paling kurang habis Rp 250 sekali makan, tapi ditempat Daeng Rp 100 sudah tjukup. Ini adalah harga 1 mangkok tjoto tambah 4 ketupat tambah air es segelas. Dengan Rp 200 otot-otot perut bisa tegang dan kaki berat untuk melangkah. Walaupun tjoto merupakan makanan favorit, tak urung mendapat saingan hebat dari tjumi-tjumi, udang dan ikan bakar. Banjak didjadjakan dipinggir djalan, tapi bisa djuga ditemukan dibeberapa toko. Tjumi, udang dan ikan bakar pendjualannja terpusat dibagian utara kota. Dan ikan bakar jang sangat sedap itu adalah djenis bandeng jang didatangkan dari daerah Pangkadjene, suatu ketjamatan terkenal dengan empang ikan jang luas-luas. Memang, untuk tukang makan jang baik akan terasa tidak lengkap bila tidak mentjitjipi ketiga makanan ini, seperti jang dikatakan wartawan Husni Djamaluddin kepada TEMPO.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus