Sekitar 500 tamu hadir memeriahkan pesta kawin emas Hamid Algadri, salah seorang Perintis Kemerdekaan, dan Zena Alatas, di Ball Room Hotel Hilton, Kamis malam pekan lalu. Pesta itu sekaligus merayakan ulang tahun ke-83 Algadri, yang jatuh pada tanggal 10 Juli lalu. Tampak hadir beberapa pejabat tinggi, antara lain, Menko Ekonomi, Keuangan, dan Pengawasan Pembangunan Saleh Afiff, Menteri Luar Negeri Ali Alatas, Menteri Keuangan Mar'ie Muhammad, Gubernur Bank Indonesia Soedradjad Djiwandono, dan Pangdam Jaya Mayjen Hendropriyono. Selain itu, tampak juga bekas Menteri KLH Emil Salim, bekas Menteri Keuangan Sumarlin, Ibu Rahmi Hatta, Ibu Hartini Soekarno, dan Ibu Poppy Sjahrir. Algadri, salah satu pengurus Partai Arab Indonesia dan Partai Sosialis Indonesia, menikahi Zena, putri H.M.A. Alatas, Ketua PAI terakhir, di awal masa pendudukan Jepang. Orang dekat Sutan Sjahrir ini malah sempat diinterogasi Jepang di Markas Kenpetai gara-gara pesta pernikahannya dicurigai sebagai rapat gelap PAI. Bahkan, keluarganya sempat mondar-mandir Jakarta-Yogya- Pasuruan akibat status Algadri sebagai ''pelarian'' politik di mata Belanda dan Jepang. Sekali waktu, Prof. Kahin, guru besar politik Cornell University, sempat membawakan beberapa kaleng susu untuk anak-anak Algadri ketika aktivis ini ditahan di Yogya. Dalam suasana ''kalut'' itu, Zena tetap setia mendampingi suaminya. Dia mengurus segala keperluan suaminya, ketika ditahan di Yogya maupun di tahanan Jagamonyet, Jakarta, sampai sekarang. Kini Algadri dan Zena dikaruniai empat anak Atika, Maher (anak kedua yang kini salah satu direktur Grup Kodel), Adila, dan Sadik dan delapan cucu. Setelah tak aktif di dunia politik, Algadri menulis buku.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini