Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah Anda percaya karakter Menteri Susi mempengaruhi kinerja Kementerian Kelautan?
(29 Oktober-6 November 2014) |
||
Ya | ||
72% | 651 | |
Tidak | ||
25,3% | 229 | |
Tidak Tahu | ||
2,7% | 24 | |
Total | (100%) | 904 |
Susi Pudjiastuti mendadak jadi perbincangan di mana-mana, termasuk di dunia maya. Ketenaran itu muncul setelah perempuan kelahiran 15 Januari 1965 ini diumumkan sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan oleh Presiden Joko Widodo. Beberapa akun memuji penampilan dan kemampuan Susi. Tapi tidak sedikit yang mempertanyakan kemampuan intelektual dan kepribadian perempuan yang tidak lulus sekolah menengah atas ini. Apa pun tentang Menteri Susi menjadi pembicaraan, dari cara berdandan, percakapan yang selalu diselingi bahasa Inggris, hingga cerita tentang perjalanan hidupnya. Akun milik Eddy Santry, misalnya. "Bu Susi memang bukan sarjana. Tapi dia mampu ciptakan lapangan kerja agar para pekerjanya bisa menjadikan anak-anaknya sarjana," kata Eddy lewat akunnya, @EDDYSANTRI. Akun lain, @zaitunnnisa, menyarankan Susi agar mengambil paket C kelas perdana supaya ia dapat menerapkan ilmu tersebut dalam pekerjaannya. Lain lagi akun @ang_chun. Dia justru menuntut orang yang duduk di kabinet memiliki gelar sarjana. "Setidaknya, jika ingin duduk di kementerian, pendidikan dan intelektual harus diperlukan, dan itu tidak ada dalam Ibu Susi P.," cuit @ang_chun. Presiden Joko Widodo angkat bicara. Lewat akun resmi di Facebook, Jokowi menyatakan kepada Susi bahwa ia membutuhkan "orang gila" untuk membuat terobosan. Menurut dia, Susi berhasil membuka kesadaran publik tentang potensi laut Indonesia yang dicuri pihak asing. Susi juga menetapkan sejumlah target Kementerian Kelautan dan Perikanan agar dapat memaksimalkan sumbangan devisa kepada negara. "Saya yakin Ibu Susi punya karakter melayani," ucap Jokowi. Mantan suami kedua Menteri Susi, Daniel Kaiser, yakin Susi bisa menjalankan tugas sebagai menteri meski hanya tamatan sekolah menengah pertama. "Saya percaya Susi mampu bekerja sangat baik," kata Kaiser, warga negara Swiss. Menteri Susi mengaku tahu komentar-komentar miring tentang dirinya yang dimuat di media massa. Komentar itu antara lain tentang kebiasaan buruknya yang tidak bisa lepas dari rokok dan pendidikannya yang tidak lulus SMA. "Saya sedikit marah, ini tidak fair," ujar Susi, 28 Oktober lalu. Mengenai pekerjaan yang baru diembannya, Menteri Susi mengatakan sudah menyusun program seratus hari. Salah satu program kerjanya adalah memberantas pencurian ikan di seluruh wilayah Indonesia. "Saya akan memulai dengan pendataan online. Kapal yang masuk ke Indonesia dapat terpantau, sama seperti data pesawat terbang," katanya. Sebanyak 72 persen dari 904 peserta polling pun mengaku yakin karakter Menteri Susi mempengaruhi kinerja Kementerian Kelautan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 8 November 2014 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |