Pernyataan H.M. Ridhwan Indra R.A.

SEHUBUNGAN dengan surat saya yang dimuat dengan judul Penyalahgunaan Surat Kuasa di TEMPO Edisi 2 Januari 2000, saya ingin mengucapkan terima kasih banyak atas dimuatnya surat pembaca tersebut dan selanjutnya menyatakan hal-hal sebagai berikut.

1. Pada 31 Desember 1999, saya, berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tertanggal 23 Desember 1999 Nomor 257/Pdt.P/1999/PN.Jak.Sel., sudah mendapatkan salinan dari Amrul Partomuan Pohan, S.H., L.L.M., notaris di Jakarta, dan diizinkan juga untuk melihat akta asli yang dibuat di hadapannya, mengenai penjualan saham PT Banjartara pada PT Eastara Melawi Mineral kepada PT Austindo Mining Corporation (Austindo Group). Dari akta tersebut, ada beberapa hal yang perlu dikoreksi karena keterangan lisan Bapak Sutjipto kepada pengacara saya beberapa di antaranya tidak akurat, antara lain: a) Nilai transaksi bukan berjumlah US$ 299.000, melainkan US$ 269.058; b) Bukan kuasa saya yang disalahgunakan, ternyata adalah blangko persetujuan yang saya berikan kepada kakak saya. Adam L. Tobing. Ir. Umar Olii ternyata tidak berperan dalam transaksi tersebut.

2. Saya tidak mempunyai masalah pribadi dengan beliau. Yang ada adalah perbedaan pendapat. Beliau berpegang pada Pasal 40 Peraturan Jabatan Notaris (yang menurut saya adalah aturan umum), sedangkan saya berpegang pada Pasal 88 ayat 1 dan 4 serta Pasal 125 UU Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (yang menurut saya adalah aturan khusus, yang dengan sendirinya, menurut hukum, mengesampingkan aturan umum).

3. Tindakan selanjutnya: menanti proses pengadilan perdata dan pidana (kecuali saya mendapatkan hak saya sepenuhnya).

Akibat dimuatnya surat pembaca tersebut, beberapa orang meneror saya lewat telepon. Saya tidak takut karena percaya kemahabesaran Allah swt.

DR. H.M. RIDHWAN INDRA R.A., S.H.
Bekasi