Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kutipan & Album
Sakit

Berita Tempo Plus

Pramoedya Ananta Toer, 79 Tahun

15 Maret 2004 | 00.00 WIB

Pramoedya Ananta Toer, 79 Tahun
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sejak dua pekan lalu, sastrawan Pramoedya Ananta Toer, 79 tahun, terbaring di tempat tidur. Dalam sepekan terakhir ia bahkan tak bisa lagi meninggalkan tempat tidurnya. Meski dokter sempat menancapkan selang infus, sastrawan yang baru saja mendapatkan penghargaan The Norwegian Authors Union ini tetap menolak dirawat di rumah sakit.

”Saya sudah lelah dirawat di rumah sakit,” kata dia. Jadilah istri Pram, Maemunah Thamrin, yang umurnya juga sudah tiga perempat abad, setia menunggui Pram di rumah mereka di Jalan Warung Ulan, Bojong Gede, Bogor.

Terakhir Pram menderita sakit berat Januari tahun lalu. Ia sempat dilarikan ke RS St. Carolus, Jakarta Pusat, akibat penyakit jantung dan diabetes yang dialaminya. Kali ini, selain dua penyakit di atas, ginjal tuanya juga mengalami gangguan, membuatnya terbaring di ruang tamu rumahnya yang disulap jadi kamar perawatan.


Penghargaan
Rachid Driss, 87 tahun

Selasa minggu lalu, bertempat di Wisma Duta Republik Indonesia, duta besar dan berkuasa penuh Republik Indonesia untuk Republik Tunisia, Musma Musa Abbas, menyematkan Bintang Jasa Pratama kepada Rachid Driss, 87 tahun.

Driss adalah ilmuwan berkebangsaan Tunisa yang juga pejuang kemerdekaan Tunisia. Dia memiliki peranan penting dalam diplomasi regional dan internasional.

Pemerintah Indonesia memberikan penghargaan kepada Driss atas jasanya yang besar dalam meletakkan dasar-dasar hubungan persahabatan antara Indonesia dan Tunisia pada tahun 1950-an. Persentuhan Driss dengan Indonesia dimulai pada 1952, ketika dia menjabat kepala kantor perjuangan kemerdekaan Tunisia di Jakarta.

Sekarang Driss memimpin lembaga kajian hubungan internasional yang ia dirikan pada 1982. Jabatan lain yang masih dipegang tokoh senior ini adalah ketua komisi pemilihan umum dan ketua komisi hak asasi Tunisia.


”Masa, orang sekaliber beliau (Susilo Bambang Yudhoyono), bintang empat, kesulitan (untuk bertemu dengan Presiden)? Tidak mungkin itu.”
Sekretaris Negara Bambang Kesowo, Rabu pekan lalu, dua hari sebelum Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Susilo Bambang Yudhoyono mundur dari kabinet.

”Jangan sentuh uang itu. Saya siap pasang badan karena percaya uang tersebut milik Bank Bali (kini Bank Permata).”
Direktur Utama Bank Permata, Agus Martowardojo, pekan lalu, menanggapi rencana eksekusi kejaksaan terhadap dana cessie Rp 546,4 miliar, warisan skandal Bank Bali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus