Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

Puncak Yang Tak Tertaklukkan

Ekspidisi-ekspidisi penaklukan puncak pegunungan jayawijaya a.l oleh: yan carstensz (1623) yang berhasil mencapai salah satu puncak yang diberi nama puncak carstensz piramida. (ils)

15 November 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PADA mulanya tak seorang pun percaya, bahwa di puncak tertinggi Pegunungan Jayawijaya (namanya sekarang) itu ada salju abadi. Sebab taklah lazim salju terdapat di kawasan yang begitu dekat dengan katulistiwa . Tapi ketika Yan Carstensz, berhasil mcncapai salah satu puncak gunung itu pada Februari 1623, jelaslah salju selalu berselimut di sana. "Pada jarak kira-kira 10 mil lebih ke pedalaman, kami melihat pegunungan yang sangat tinggi dan pada berbagai tempat ditutupi salju," tulis Carstensz, dalam catatannya. Ketika kemudian Belanda melakukan pemetaan, puncak yang berselimut salju itu diberi nama Puncak Carstensz Pyramid. Pegunungan ini selalu mempunyai daya tarik yang penuh misteri bagi para penjelajah alam. Pada 1909, Hendrik A. Lorentz, seorang Belanda, mencoba menaklukkan salah satu puncak Jayawijaya. Hingga 1911 berbagai usaha dilakukannya untuk mendaki dengan menyertakan enam ahli ilmu pengetahuan . Pada tahun 1911 itu pula sebuah ekspedisi dilakukan oleh Persatuan Ahli Burung Inggris dengan menyertakan enam ilmuwan, 50 orang kuli pengangkut perbekalan, 10 tentara Gurkha, 44 serdadu KNIL dan 60 orang pekerja kasar sebagai perintis jalan. Ekspedisi ini gagal menembus rawa dan hutan yang lebat sehingga setelah menelan waktu 16 bulan, rombongan itu menyerah. Hasilnya: 16 orang meninggal dan 120 orang membawa penyakit beri-beri dan malaria. Pada 1912, dua orang Eropa yang lain, Kloss dan Wallaston, mengadakan ekspedisi lagi dengan jumlah peserta lebih banyak lagi, 224 orang. Mengikuti alur Sungai Otakwa mereka berhasil berada di padang salju selama tiga hari pada ketinggian 3.000 m. Tapi ekspedisi yang menelan waktu enam bulan ini menelan tiga nyawa. Selanjutnya tak kurang dari 10 buah ekspedisi lagi mencoba menyingkap tabir salju di pegunungan itu. Tapi hanya rombongan Colijn, Dozy dan Wissel yang berhasil mencapai ketinggian 4.850 m setelah mendaki selama 56 hari. Ekspedisi ini berhasil pula menemukan massa httam pada dinding timur lembah Moraine Glacial, di antara Sungai Otakwa dan Sungai Mimika. Dozy, ahli geologi minyak bumi, menyatakan yang mereka temukan itu adalah bijih tembaga - di tempat itu kini terletak Kota Tembagapura, pusat penambangan tembaga. Selain penuh rawa dan hutan lebat jalan ke kawasan Pegunungan Jayawijaya penuh hadangan tebing padas terjal, lembah yang menyebar di sela-sela puncak gunung yang hanya ditumbuhi rumput dan lumut. Binatang hanya tikus di siang hari dan sesekali terdengar raung serigala di malam hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus