Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden dan wakil presiden telah terpilih. Babak berikutnya, susunan kabinet. Inilah nama-nama yang sangat ditunggu ma-syarakat.
Soeharto, ketika terpilih sebagai presiden untuk kelima kalinya, mengumumkan kabinet yang diberi nama Kabinet Pembangunan VI. Kabinet Pembangunan ini, menurut banyak pengamat, lebih banyak diwarnai kalangan teknolog yang dekat dengan B.J. Habibie, Menteri Riset dan Teknologi yang juga Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia.
Absennya tim teknorat memang menarik perhatian. Maklum, sejak Orde Baru, tim menteri ekonomi yang dibina ekonom Widjojo Nitisastro selama 25 tahun selalu ditampilkan sebagai teknorat yang merancang dan mengendalikan ekonomi Orde Baru. Tentang hal ini, Soeharto beralasan, masa kerja Kabinet Pembangunan VI merupakan masa yang akan mengantar republik memasuki pembangunan jangka panjang tahap kedua. Ka-rena itu, kata Soeharto, diperlukan persiapan matang untuk tahapan menuju arah baru yang sering disebut Soeharto sebagai tahap lepas landas.
Pekan lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan kabinetnya yang dia beri nama Kabinet Indonesia Bersatu. Sebuah proses rumit karena tarik-menarik kepentingan begitu kuat. Dan ketika kabinet akhirnya diumumkan, Yudhoyono mengakui, sulit untuk menyenangkan semua pihak.
Yudhoyono benar. Dia tak harus menyenangkan par-tai-partai politik atau kelompok kepentingan lain. Yang harus bisa dia lakukan adalah bagaimana agar hasil kerja kabinet itu kelak mampu menyenangkan rakyat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo