Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ragam

Disajikan Bersama Ketupat saat Lebaran, Begini Makna Filosofis Lepet

Seperti halnya ketupat, ternyata lepet memiliki makna filosofi yang dalam.

1 Mei 2022 | 05.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Perajin membuat kulit ketupat di Pasar Agung, Kota Depok, Sabtu, 30 April 2022. Pedagang musiman yang membuat bungkus ketupat mulai diburu oleh para pembeli menjelang hari raya Idul Fitri. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu sajian yang wajib dicoba ketika Idul Fitri selain ketupat adalah lepet. Seperti halnya ketupat, ternyata lepet memiliki makna filosofi yang dalam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lepet adalah makanan yang disajikan saat Lebaran. Dilansir dari laman iain-surakarta.ac.id, lepet berasal dari kata ‘silep’ yang berarti ‘kubur atau simpan’ dan ‘rapet’ yang berarti ‘rapat’.  Peribahasa yang terkenal tentang lepet adalah ‘mangga dipun silep ingkang rapet’ yang berarti ‘mari kita kubur yang rapat’.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Panganan ini terbuat dari beras ketan dan kelapa dengan sedikit biji kacang panjang yang dibungkus dengan janur. Bentuk lepet sangat unik karena menyerupai mayat. 

Lepet juga diberi tali tiga melingkar seperti pembungkus jenazah. Inilah yang mempertegas bentuknya yang menyerupai mayat. Secara filosofis, ditali tiga seperti mayat ini berarti kesalahan seyogyanya tidak menjadi dendam sampai mati. 

Selain itu, lepet memiliki tekstur yang lengket. Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, ini adalah simbol manusia tidak luput dari kesalahan. Diharapkan dengan adanya lepet, tumbuh sifat saling memaklumi dan memaafkan kesalahan satu sama lain. 

Selain muncul saat Hari Raya Idul Fitri, lepet juga muncul seminggu setelah Lebaran. Dalam budaya Jawa, dikenal adanya Lebaran Kupat atau Lebaran Ketupat yang berlangsung seminggu setelah Lebaran.

Pada momen itu, orang-orang memasak atau membeli lepet dan ketupat. Lantas, mereka mengantar dan membagikannya ke rumah tetangga dekat maupun kerabat dekat. Ini adalah upaya bersilaturahmi dan simbol meminta maaf dengan para tetangga dan kerabat.

AMELIA RAHIMA SARI

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus