Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Sejumlah fenomena astronomi akan mewarnai langit bulan ini. Beberapa di antaranya yaitu tiga hujan meteor dan penampakan dua planet saat senja. “Okultasi Planet Saturnus oleh Bulan juga menarik,” kata Avivah Yamani, penggiat astronomi dari komunitas Langit Selatan di Bandung, Senin 1 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Avivah menjelaskan, sepanjang bulan ini, Planet Merkurius dan Venus akan mulai menampakkan diri setelah matahari terbenam. Merkurius sejak awal Juli dengan cepat menanjak naik di ufuk barat untuk mencapai posisi tertinggi maksimumnya, sementara Venus baru bisa diamati menjelang pertengahan Juli. “Saat itu Bintang Kejora ini semakin tinggi di ufuk barat setelah matahari terbenam,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Posisi Merkurius akan berada di rasi bintang Cancer saat awal Juli, kemudian pada pertengahan bulan bergeser ke rasi Leo. Adapun posisi Venus bakal terlihat bergerak dari rasi Gemini, Cancer, dan berakhir di rasi Leo. Saat akhir Juli, Merkurius dan Venus sama-sama bisa diamati di rasi Leo dan keduanya membentuk segitiga dengan bintang Regulus.
Sedangkan tiga hujan meteor semuanya di langit arah timur-tenggara. Dari laman Langit Selatan, hujan meteor Piscis Austrinid akan berlangsung mulai 15 Juli hingga 10 Agustus 2024. Saat sampai pada masa puncaknya 29 Juli, akan ada pertunjukan maksimal lima meteor melesat per jam dengan kecepatan 35 kilometer per detik. Pengamat bisa menantikannya sejak pukul 19.49 WIB hingga fajar.
Hujan meteor Delta Aquarid Selatan akan tampak dari arah rasi bintang Aquarius sejak 12 Juli hingga 23 Agustus 2024. Saat masa puncaknya pada 30-31 Juli, ditaksir sekitar 25 meteor per jam yang melesat dengan laju 41 kilometer per detik. Meteornya bisa diamati sejak pukul 19.42 WIB sampai fajar.
Hujan meteor lainnya yaitu Alpha Capricornid yang berlangsung mulai 7 Juli – 15 Agustus. Puncaknya terjadi 30-31 Juli 2024, maksimal bakal melesat 5 meteor per jam dari arah rasi Capricorn yang terbit sejak matahari terbenam. “Biasanya ada bola api yang terbentuk dan melintas di langit malam,” kata Avivah.
Peristiwa langit malam lain yang dinilainya menarik yaitu okultasi dimana Planet Saturnus seolah terhalangi oleh Bulan pada 25 Juli. “Saat okultasi, Saturnus akan menghilang di balik Bulan dan kemudian muncul lagi,” ujarnya. Sementara pengamat di lokasi lain bakal menyaksikan fenomena yang sama dengan sudut berbeda, sehingga Bulan terkesan sangat dekat berpasangan dengan Saturnus.
Di wilayah Indonesia, peristiwa okultasi Saturnus hanya bisa diamati di sebagian wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, dan Sumatera Barat. Di Banda Aceh misalnya, Saturnus seolah hilang di balik Bulan pada pukul 02.48 WIB kemudian muncul lagi pukul 04.01 WIB. Sementara di Padang, Saturnus tertutup Bulan pada pukul 03.11 WIB lalu terlihat lagi pukul 03.33 WIB.